TARAKAN, CAKRANEWS – Maraknya hoaks dan ujaran kebencian menjadi ancaman serius bagi demokrasi terlebih jelang pemilu 2024. Hal ini pun menjadi atensi Tular Nalar, sebuah program yang diinisiasi oleh Mafindo dan Love Frankie, didukung oleh Google.org, dengan tujuan menciptakan masa depan digital yang terbebas dari hoaks dan memperkuat demokrasi.
Melihat pentingnya memerangi hoax dan ujaran kebencian, Tular Nalar menggelar sekolah kebangsaan di 16 wilayah di Indonesia. Di wilayah Kaltara, Sekolah Kebangsaan diadakan di Baloy Adat Tidung, Tarakan, pada tanggal 20 September 2023. Dengan total 113 peserta, l 62 perempuan dan 51 laki-laki yang merupakan Pelajar dan Mahasiswa. Untuk tingkat SMA berasal dari SMAN 1, SMAN 2, SMK 1, SMK Don Boscho, MAN, SMA Muhammadiyah, SMA Islam terpadu, MA Al-khairaat, SMK 2 dan SMK 4. Adapun peserta tingkat mahasiswa dari kampus UBT yang berasal dari FH, FE, Tekhnik, FKIP, Pertanian, FPIK dan Fikes, Instekmu, juga Poltek Bisnis Kaltara dan STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati.
Citra Pratiwi, Media Relations Tular Nalar mengatakan, kegiatan ini merupakan ajakan kepada pemilih pemula khususnya untuk membekali mereka dengan skill literasi digital dan critical thinking dalam menghadapi konten bermuatan hoax dan ujaran kebencian. Terlebih pemilih pemula memiliki basis cukup besar di pemilu 2024.
Menurutnya sistem pendidikan konvensional kurang menyediakan pembekalan yang cukup bagi pada pelajar, utamanyasebagai first-time voters dengan skill yang diperlukan untuk mengarungi dunia digital secara efektif terlebih menjelang tahun politik 2024.
Kegiatan ini, kata ia, membekali para pemilih pemula dengan kemampuan literasi digital dan critical thinking. Kendati demikian, Citra menyebut Tular Nalar juga menyasar kalangan Pra Lansia dan Lansia.
“Jadi bagaimana caranya hoax itu disebarkan kita sudah ngerti, berhenti dan tidak menyebarkannya. Jadi kami seperti memberikan vaksin pada peserta,”katanya.
Metode yang digunakan dalam memerangi hoax dan ujaran kebencian adalah dengan metode prebunking. Metode pendekatan prebunking atau pengideraan ini, kata Citra, secara proaktif menjadi vaksin untuk memperlambat penyebaran konten dan berita hoaks pra-pemilu, ujaran kebencian, dan misinformasi yang bermuatan kacau isi, kacau emosi, dan kacau diri.
“Kita ajak untuk berfikir dari satu bahan itu bisa jadi hoax apa saja. Jadi ketika berita itu keluar kita sudah tahu apakah itu hoax atau bukan. Kita ajak mereka mengetahui bagaimana cara berfikir orang yang membuat hoax,” tegasnya.
Sebagai informasi, Tular Nalar merupakan program yang didedikasikan untuk memajukan literasi digital dan critical thinking, menggelar kelas Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia secara bersamaan di 16 wilayah (Aceh, Medan, Bengkulu, Bandung, Purworejo, Magelang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Kalimantan Utara, Banjarmasin, Makassar, Manado, Lombok Utara, Maluku, Jayapura).
Discussion about this post