TARAKAN, CAKRANEWS– Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengonfirmasi bahwa Omicron BA.4 dan BA.5 masuk di Indonesia pada 6 Juni 2022 lalu. Kondisi itu menjadi perhatian serius juru bicara Satgas Covid-19 Kota Tarakan dr. Devi Ika Indriarti.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut, Devi mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota terus melakukan upaya preventif, salah satunya dengan rutin melakukan 3T.
“Terkait dengan adanya varian virus baru. Kami mengantisipasinya dengan rutin melakukan 3T, yakni tindakan melakukan pengecekan (testing), penelusuran kontak erat (tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien terkonfirmasi (treatment), ucapnya kepada CAKRANEWS di Tarakan, Sabtu (18/6/2022).
Ia pun mengungkapkan ciri-ciri seseorang yang terpapar Omicron BA.4 dan BA.5 tidak memiliki gejala berat. Hanya saja, kata Plt Dinkes Kota Tarakan ini, mereka yang terkonfirmasi virus itu mengalami keluhan sakit di tenggorokan.
Namun menurutnya gejalanya tidak berat lantaran kekebalan yang sudah terbentuk melalui vaksin. “Bisa saja karena vaksin, kekebalan ini kan dibentuk dari dua faktor. Pertama, karena vaksin ini yang dinamakan ilmiah. Kedua, dari riwayat seseorang terkena penyakit tersebut, ini yang disebut alamiah,” kata dia.
Saat disinggung apakah Dinkes Tarakan soal ketersediaan pengobatan untuk virus Covid-19 varian terbaru ini, Devi menjawab, “Obatnya sama aja yah dengan varian Covid-19 yang lain. Kalau tanpa gejala kita gak kasih obat. Tapi kalau ada gejala baru diberi obat. Sementara terkait ketersediaan obat di Puskesmas dan Rumah Sakit pun tercukupi,” kata dia.
Meski ketersediaan obat mencukupi, Devi tetap menghimbau masyarakat untuk terus disiplin menerapkan 3M. ”Meskipun kasus sudah menurun, harus tetap menjaga protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak, memakai masker jika berada di kerukunan, mencuci tangan rutin, dan melakukan vaksinasi,” pungkasnya.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post