TARAKAN, CAKRANEWS – Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Wilayah Kota Tarakan, Mustari mengungkap ada satu sekolah yang terlambat mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) pada Perguruan Tinggi Nasional (PTN) tahun 2025. Kondisi tersebut membuat puluhan siswa di sekolah tersebut tidak bisa mengikuti SNBP.
“Saya baru dikabari staf bahwa ternyata ada sekolah yang lalai setelah kami konfirmasi katanya itu tapi apakah betul nanti bisa langsung cek disana ke sekolahnya Muhammadiyah Boarding School MBS (MBS) kayaknya,” ucapnya di Tarakan, Kamis, 6 Februari 2025.
Lebih lanjut, pihak sekolah telah mengakui dan meminta maaf atas kelalaian tersebut kepada orang tua dan siswa. Namun dirinya berharap ada solusi kongkret atas persoalan tersebut. “Katanya sekarang sudah melakukan permohonan ke pusat mudah-mudahan masih dimungkinkan untuk dibukakan,” jelasnya.
Menurutnya, baik sekolah swasta maupun negeri tidak boleh lalai apalagi sampai terlambat mengisi PDSS sebab dapat menutup peluang siswa masuk perguruan tinggi berdasarkan prestasi. “Kalau misalnya mereka lolos dari situ tidak perlu lagi mengikuti tes,” ucapnya.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Sekolah MBS Tarakan, Amran membenarkan informasi tersebut. Dijelaskannya, sejak Oktober 2024, pihaknya telah mempersiapkan pengisian PDSS. Sekolah diberikan waktu untuk mengisi PDSS mulai 6 hingga 31 Januari 2025.
Namun dalam proses tersebut, pegawai kurikulum sekolah yang memiliki tugas mengumpulkan nilai siswa mendadak berhenti. Di saat itu juga, salah satu guru lainnya juga berhenti karena mengikuti persiapan tes CPNS.
Menyikapi hal itu, pihak sekolah meminta guru lainnya untuk mengurusi pengisian PDSS. “Saya menilai belum siap beliau sehingga saya mengambil alih pengisian PDSS,”ucapnya ditemui di sekolah MBS, Juata Permai, Kota Tarakan.
Lanjut Amran, pada Januari 2025 akhirnya sekolah berhasil mendapat pegawai baru yang siap melanjutkan pekerjaan tersebut. Namun sekolah terlambat untuk menyelesaikan pengisian PDSS.
“Karena memang isinya cukup rumit dan karena nilai yang disiapkan itu formatnya belum sesuai dengan nilai yang harus diupload dalam PDSS,”sambungnya.
Secara umum pengisian PDSS ada empat tahap. Dari keseluruhan tahap ini, sebenarnya tiga tahap pertama sudah diselesaikan sekolah. Namun satu tahap terakhir belum selesai yakni upload nilai. Atas persoalan ini, pihaknya langsung menemui siswa-siswi kelas 12 untuk memberikan penjelasan sekaligus meminta maaf. Secara umum, kata dia, mereka ikhlas meskipun ada rasa kecewa.
“Tapi kami tidak ada unsur kesengajaan dan memang kami tidak bisa menyalahkan kurikulum memang kurilkulum baru dan memang pelajari dari awal benar benar dari awal dan tugas kurikulm di awal Januari memang sangat padat dan saya pun ikut menghandle dalam kegiatan itu,”jelasnya.
Amran mengatakan ada dua kali perpanjangan pengisian PDSS, hanya saja diperuntukkan untuk finalisasi bukan untuk mengupload. “Tapi dalam judul persnya itu perpanjangan pengisian PDSS, tapi dalam surat poinnya itu hanya klik finalisasi artinya berbeda kan harapan kami ada pada judul tapi isinya berbeda dengan judul sehingga sama saja,”paparnya.
Meskipun terlambat, namun pihaknya telah bersurat ke pusat mengirim file nilai siswa agar dapat difinalisasi. Ia mengungkap ada 55 siswa kelas 12 di sekolah MBS. Namun karena kuota SNBP hanya 40 persen, maka ada 22 siswa yang terdampak. Amran pun mengakui bahwa pihaknya lalai dalam pengisian PDSS karena adanya kendala internal. “Secara umum kita merasa lalai tapi kita juga punya sisi lain yang harus dijelaskan,”tuturnya.
Discussion about this post