Malinau, Cakra.news – Wakil Bupati Malinau Jakaria, S.E., M.Si lakukan sidak ke pasar dan ke beberapa toko agen distributor yang ada di Kabupaten Malinau khususnya terkait ketersediaan minyak goreng serta harganya di pasaran.
“Kita sudah bertemu dengan beberapa agen, masyarakat dan pengecer,” ujar Jakaria S.E., M.Si yang ditemui usai sidak di pasar, Senin (14/03).
Berdasarkan informasi, distribusi minyak goreng itu sebagian dari pedagang luar daerah Kabupaten Malinau.
“Saya lihat tadi mereknya 3 udang. Minyak goreng ini tidak ada diproduksi di Indonesia, kemungkinannya dari Malaysia. Dan orang yang membawa minyak goreng ini katanya berasal dari Sebuku,” ungkapnya.
Para pedagang ini hanya mampu menjual 1 atau 2 dus saja. Karena 1 dus ada 17 bungkus harganya 350 ribu.
“Jadi karena mereka beli harga tinggi sehingga mereka jual di pasaran juga tinggi sekitar 25 ribuan,” ucapnya.
Kemudian untuk stok dari daerah seperti Bimoli dari 3 agen yang ditemui hanya 1 agen yang masih memiliki stok tersebut.
“Agen kita di Toko Sinar Bintang itu harganya masih 23 ribu untuk Bimoli. Dia masih ada stok hanya tinggal beberapa dus,” ujarnya.
“Kemudian merek Fortune masih ada stok sekitar 30. Ini masih di harga 16 ribu masih standar, hanya sangat terbatas,” imbuhnya.
Dalam sidak ini Jakaria menanyakan kepada para agen kapan pasokan untuk minyak goreng ini bisa terpenuhi, namun tidak ada yang mampu menjelaskan. Karena memang mereka mengambil pasokan dari Surabaya.
“Demikian juga dengan Tarakan, Bulungan dan Berau tidak bisa memastikan kapan mereka bisa mendistribusikan ke sini sehingga stok minyak goreng kita sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.
Sebetulnya berdasarkan keterangan dari agen kata Jakaria, mereka sudah mendistribusikan 300 dus dalam seminggu terakhir ini.
“Tapi kita tidak melihat di pasar, yang ada stok justru stok dari Malaysia,” ujarnya.
Karena itu, Jakaria berencana melalui dinas terkait akan melakukan pertemuan dengan para agen distributor.
“Kita ingin mendengar masukan dari para agen, apa yang ingin mereka sampaikan kepada pemerintah agar pemerintah bisa membijaki tentang ketersediaan khususnya dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri,” ungkapnya.
Selain bertemu dengan para agen distributor, Jakaria juga menyempatkan bertemu dengan pedagang gorengan. Berdasarkan keterangan beberapa masih memiliki stok minyak dan beberapa lainnya terpaksa membeli dengan harga tinggi namun mereka tidak mampu menaikkan harga jualnya.
“Jadi mereka berupaya untuk tetap bisa berjualan. Jadi ini berdampak juga kepada pedagang-pedagang kecil dan ini akan ada langkah-langkah dari pemerintah dalam minggu ini,” ujarnya.
Karena keterbatasan stok minyak goreng ini, Jakaria meminta kepada Satpol PP segera membentuk tim untuk mengawasi gudang-gudang para agen.
“Apabila ada stok yang disimpan di gudang namun tidak dipasarkan akan kita lakukan tindakan tegas ke depan. Untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Malinau,” tuturnya.
Discussion about this post