WASHINGTON, cakra.news – Pejabat senior Pentagon mengatakan Rusia kehabisan amunisi berpemandu presisi dan kemungkinan besar akan mengandalkan bom bodoh dan artileri, Jum’at (25/3/2022).
Anggota Kementerian Pertahanan untuk Kebijakan Colin Kahl berspekulasi bahwa dia tidak percaya Presiden Vladimir Putin ingin memiliki konflik habis-habisan dengan NATO.
Intelejen Amerika Serikat mengetahui bahwa Rusia mengalami tingkat kegagalan hingga 60% untuk beberapa rudal berpemandu presisi yang digunakannya untuk menyerang Ukraina.
Pengungkapan itu dapat membantu menjelaskan mengapa Rusia gagal mencapai tujuan dasar sejak invasinya sebulan lalu, seperti menetralisir angkatan udara Ukraina, meskipun kekuatan militernya nyata melawan angkatan bersenjata Ukraina yang jauh lebih kecil.
Tingkat kegagalan yang begitu tinggi dapat mencakup apa saja mulai dari kegagalan peluncuran hingga rudal yang gagal meledak saat terjadi benturan.
Pejabat pertahanan AS mengatakan kepada wartawan minggu ini bahwa Pentagon menilai bahwa Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.100 rudal dari segala jenis sejak perang dimulai.
Para pejabat AS sejauh ini tidak mengatakan berapa banyak dari mereka yang mencapai target mereka dan berapa banyak yang gagal melakukannya.
Mengutip intelijen AS, tiga pejabat AS mengatakan Amerika Serikat memperkirakan bahwa tingkat kegagalan Rusia bervariasi dari hari ke hari, tergantung pada jenis rudal yang diluncurkan, dan kadang-kadang bisa melebihi 50%. Dua di antaranya mengatakan mencapai 60%.
Amerika Serikat yakin Rusia menembakkan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara dari wilayah udara Rusia awal bulan ini ketika menyerang pangkalan militer Ukraina di dekat perbatasan Polandia, dan salah satu pejabat AS mengatakan bahwa ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi selama serangan ini.
Serangan rudal telah menjadi ciri invasi Rusia, dengan Rusia mengumumkan serangan terhadap sasaran militer termasuk depot senjata.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post