TARAKAN, CAKRANEWS – Menyambut kehadiran Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Kalimantan Utara (Kaltara), Pemerintah Kabupaten Bulungan tengah menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia yang handal. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan Universitas Maranatha Bandung.
Kerja sama ini dalam bentuk membuka program Diploma III Bahasa Inggris dan Mandarin di Bulungan. Ini dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja lokal di mega proyek KIPI tersebut.
Namun kerja sama tersebut dikritisi dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan (UBT), Dr Margiyono. “Saya heran kenapa harus ke Jawa Barat. Toh kalaupun kesana, kenapa tidak langsung ke Universitas Padjadjaran atau Institut Teknologi Bandung,” ujar Margiyono kepada CAKRA NEWS, Jumat (8/4/2022).
Padahal, kata dia, Kaltara memiliki UBT yang notabene juga memiliki jurusan pendidikan bahasa inggris. “Kenapa tidak dipertimbangkan (menggandeng UBT-red),” ucapnya.
Apabila menggunakan SDM lokal seperti dosen, guru, bahkan mahasiswa asli Kaltara, kata dia, maka roda ekonomi menjadi lebih cepat bergerak. “Alangkah indahnya jika melibatkan SDM lokal. Dengan itu, penghasilan dan pekerjaan bertambah. Hasilnya akan dihabiskan di Kaltara, perputaran uang menjadi lebih cepat. Nah, ini dengan orang luar. Tentunya, hasilnya akan dibelanjakan di sana,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, dirinya menilai telah terjadi yang namanya kebocoran wilayah. Dijelaskannya, kebocoran wilayah merupakan jenis aktivitas pengeluaran/penerimaan wilayah yang tidak meningkatkan tambahan pendapatan suatu wilayah.
“Artinya emerintah perlu memberdayakan SDM lokal. Melalui langkah itulah, pemerintah dapat menekan angka kemiskinan, meningkatkan pendapatan, serta mensejahterahkan masyarakat,” ujarnya.
Pewarta: Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post