Malinau- Sehubungan dengan informasi dari pemerintah pusat terhitung mulai tanggal 24 Desember 2021 s.d 02 Januari 2022, pemerintah akan menetapkan PPKM level 3 se- Indonesia yang mana akan memasuki suasana Perayaan Natal dan Tahun Baru 2022.
Hal ini dilakukan pemerintah untuk mencegah lonjakan kasus Covid- 19 saat Perayaan Natal dan Tahun Baru.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Malinau Wempi W. Mawa, S.E. lakukan pertemuan secara virtual dengan organisasi dan pengurus gereja dalam rangka membahas instruksi dari pemerintah pusat terkait PPKM level 3 jelang Natal dan Tahun Baru.
Demikian juga dengan kunjungan ibadah Natal Bupati yang seyogyanya akan dilaksanakan tahun ini, mengingat situasi, kondisi Covid-19 yang menjadi kekhawatiran munculnya gelombang ke-3, maka akan di undur.
“Pemerintah secara tegas telah menginstruksikan hal tersebut, maka kita harus mengikuti,” ujar Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E.
Wempi menerangkan bahwa Perayaan Natal bagi sebagian Nasrani bukan hanya dilakukan pada tanggal 24 Desember, tetapi sebelum tanggal 24 bahkan di bulan November sudah ada kegiatan perayaan menjelang Natal dan kegiatannyapun ada yang dilakukan di bulan-bulan awal tahun.
“Tetapi secara prinsip perayaan tanggal 24 dan 25 Desember itu dirayakan serempak oleh seluruh umat Nasrani maupun Katolik,” jelasnya.
Karena itu, Wempi menjelaskan bagaimana pelaksanaan PPKM level 3 di gereja yang akan menjadi tempat perayaan Natal.
“Akan ada pengetatan disana, oleh sebab itu perlu kesiapan dari semua pihak. Gereja diharapkan segera membentuk satuan tugas Covid-19 di semua tingkatan,” ujarnya.
Kemudian kapasitas jemaat pada saat pelaksanaan ibadah Natal harus mencakup 50%.
“Mungkin ini agak susah dan pasti tidak mudah. Pemkab akan bersatu padu dengan satgas untuk mengawasi pelaksanaan prokes tetap berjalan. Ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Oleh sebab itu perlu kerjasama kita semua,” ucapnya.
Wempi menghimbau agar pelaksanaan bisa dilakukan sesederhana mungkin untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Kita tidak khawatir dalam hal ini sebenarnya karena kita punya keyakinan. Tetapi secara manusia kita juga harus arif dalam menghadapi situasi ini. Dimana penghujung tahun ini Jakarta sempat zero, namun sekarang kembali bertambah sehingga dikhawatirkan terjadi lagi gelombang 3 dan itu akan menyulitkan kita sebagai suatu bangsa yang sedang berjuang dari Covid- 19,” ujarnya.
Wempi menghimbau agar pelaksanaan kegiatan ibadah ini nantinya bisa di atur dengan baik oleh pengurus gereja. Ia menyarankan agar ibadah Natal bisa dilakukan 3 atau 4 kali dalam sehari, jika perlu laksanakan juga secara virtual.
“Bisa saja itu dilakukan, mungkin dari jam sekian sampai jam sekian. Ada pergantian agar semua tetap bisa mengikuti ibadah perayaan. Carikan pola yang terbaik sehingga kegiatan Natal bisa tetap dilaksanakan dengan maksimal,” tuturnya.
“Saya Ada Untuk Semua”
“Bersama Kita Pasti Bisa”
“Salam Harmonis Untuk Kita Semua”
Discussion about this post