SHANGHAI, cakra.news – China menegaskan kembali penentangannya terhadap sanksi sepihak oleh Amerika Serikat terhadap Iran pada pertemuan antara Menteri Luar Negeri Wang Yi dan mitranya dari Iran, Sabtu (15/01/2022).
Mereka mendukung upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara negara-negara besar dan Iran.
Pertemuan antara Wang dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di kota Wuxi, berlangsung di provinsi Jiangsu.
Selama kunjungannya, Amirabdollahian akan mengumumkan peluncuran perjanjian kerjasama 25 tahun antara Republik Islam dan China yang diperintah Komunis.
Wang, yang juga Penasihat Negara, mengatakan AS memikul tanggung jawab utama atas kesulitan yang sedang berlangsung dengan Iran, setelah secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara negara-negara besar dan Iran.
Di bawah ketentuan kesepakatan itu, sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional, Iran akan membatasi aktivitas pengayaan uranium, membuatnya lebih sulit untuk mengembangkan senjata nuklir meskipun Teheran menyangkal memiliki rencana untuk senjata nuklir.
Wang mengatakan China akan dengan tegas mendukung dimulainya kembali negosiasi pakta nuklir.
Namun Dia mengatakan China dengan tegas menentang sanksi sepihak ilegal terhadap Iran, manipulasi politik melalui topik termasuk hak asasi manusia, dan campur tangan dalam urusan internal Iran dan negara-negara regional lainnya.
Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi yang merusak ekonomi Iran setelah menarik diri dari pakta nuklir pada 2018, dengan mengatakan ketentuan itu tidak cukup untuk mengekang kegiatan nuklir Iran, program rudal balistik, dan pengaruh regional.
Setahun kemudian, Iran mulai secara bertahap melanggar kesepakatan, membangun kembali persediaan uranium yang diperkaya, menyempurnakannya dengan kemurnian fisil yang lebih tinggi dan memasang sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.
Wang, yang awal pekan ini bertemu dengan beberapa rekan dari negara-negara Teluk Arab yang prihatin dengan potensi ancaman dari Iran, juga mengatakan China berharap untuk membentuk mekanisme dialog dengan negara-negara Teluk untuk membahas masalah keamanan regional.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post