TARAKAN, CAKRANEWS – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini menjadi momok baru bagi para penjual hewan kurban di seluruh Indonesia, khususnya Kota Tarakan. Apalagi virus PMK sudah banyak menyerang hewan ternak di Aceh dan Jawa Timur.
Asal tahu saja, PMK adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, dimana penyebarannya bisa melalui udara dan cairan seperti air liur dan sperma.
Sayangnya, semenjak beredarnya informasi tentang laporan adanya penyakit menular PMK, ternyata masih banyak peternak di Kota Tarakan yang belum teredukasi. Salah satunya peternak sapi yang bernama Soleh.
“Sampai saat ini saya belum ada didatangi oleh pemerintah kota Tarakan, terkait wabah penyakit PMK ini,” ucap Soleh kepada CAKRANEWS, Jumat (10/6/2022).
Ia pun mengeluhkan jika Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan maupun Balai Karantina Kota Tarakan belum menyambanginya untuk memberikan informasi soal PMK. Seperti edukasi soal cara pencegahan dan pengobatan jika hewan terinfeksi virus PMK.
“Jika sudah ada wabah seperti ini, bagaimana cara pencegahannya, tolong diajari bagaimana pencegahan dan solusinya, seperti saya inikan orang bodoh, hanya seorang pengembala saja,” ujar pria yang sudah menjadi pengembala sapi sejak tahun 90-an ini.
Soleh pun berharap pemerintah dapat memberikan arahan, perhatian dan sedikit ilmu bagaimana langkah dan upaya yang harus dilakukan jika hewan terkena penyakit PMK.
“Pemerintah itu setidaknya turun tangan, turun tanggan itu yah diperiksa kah, biar pun tidak dikasih obatnya yah setidaknya dikasih tau lha apa obatnya, biar pertenakan yang lain juga ngerti,” jelasnya.
“Kenapa kalau ada wabah begini (PMK) gak ada yang memeriksa ternak saya. Kalau saya kan sebisanya saya saja, kasih obat tradisional namanya orang bodoh, tapi kalau orang dinas kan ada di buku, kan ngerti, bisa baca tulis, kalau saya kan tidak bisa. Karena kalau saya sekolah juga saya gak mau jadi pengembala sapi,” ucapnya.
Pewarta: Rizqki
Discussion about this post