TARAKAN, CAKRANEWS— Iskandar, warga Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), mengalami kerugian besar setelah rekening Bank Negara Indonesia (BNI) miliknya diduga dibobol oleh pihak tak dikenal. Dalam waktu kurang dari satu jam, uang sebesar Rp575 juta hilang dari dua rekeningnya melalui aplikasi Wondr BNI.
Peristiwa ini bermula ketika Iskandar dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai petugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Orang tersebut menawarkan layanan “upgrade NPWP” dan memintanya untuk membeli materai elektronik senilai Rp10.000 melalui aplikasi Wondr BNI.
“Saya sempat melakukan video call dengan orang itu. Saya percaya karena latar belakangnya menunjukkan kantor DJP Tarakan. Tapi setelah saya beli materai elektronik, aplikasi Wondr BNI saya langsung tidak bisa diakses,” ujar Iskandar, Rabu, 30 April 2025.
Yang membuat Iskandar terkejut, pembobolan rekening berlangsung sangat cepat dan nilainya jauh melebihi batas transaksi harian.
“Limit penarikan harian rekening saya hanya Rp100 juta, tapi ini bisa sampai Rp575 juta dalam satu jam. Tidak masuk akal,” katanya.
Lebih janggal lagi, selama pembobolan berlangsung, tidak ada notifikasi transaksi yang masuk ke ponsel miliknya. Iskandar menduga wajahnya yang terekam saat video call dimanfaatkan untuk mengakses aplikasi Wondr BNI, mengingat aplikasi tersebut menggunakan sistem pengenalan wajah.
“Saya menduga sistem keamanan BNI diretas oleh orang dalam atau pihak yang paham betul soal sistem internal mereka. Ini bukan ulah sembarangan,” lanjutnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Tarakan pada 16 April 2025 sebagai dugaan penipuan online. Iskandar juga telah menghubungi pihak BNI, yang menyatakan akan melakukan investigasi internal selama 12 hari kerja.
“Yang saya pertanyakan, bagaimana proteksi dari BNI? Kalau sistemnya bisa dijebol, tentu pihak bank harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Ridho Pandu Abdilah mengatakan masih akan mengecek apakah laporan tersebut sudah diterima atau belum.
“Kami cek dulu ya,” ujarnya melalui pesan singkat.
Sementara itu, Pimpinan BNI Cabang Tarakan, Ruliansyah, menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan konfirmasi terkait informasi nasabah.
“Izin saya tidak bisa mengkonfirmasi informasi tentang nasabah. Semua informasi tentang nasabah adalah rahasia,” tuturnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak BNI maupun kepolisian mengenai perkembangan penyelidikan kasus ini.
Discussion about this post