TANJUNG SELOR, cakra.news – Akibat pandemi Covid-19 yang melanda di setiap wilayah, selain memberi dampak kesehatan, juga berdampak terhadap penurunan ekonomi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Demikian pula dialami Nur Hayati (32) pelaku UMKM produk kerupuk opak dari Desa Karang Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara yang saat ini ikut merasakan dampak pandemi Covid-19, Senin (8/11/2021).
Ia mengatakan jika pesanan produksi kerupuk opak miliknya kini mengalami penurunan. Jumlah pesanan yang sebelumnya mencapai 200 bungkus perminggu, kini hanya mencapai 50 bungkus perminggu.
Jika diuangkan dalam bentuk rupiah, sebelumnya Ia mendapatkan Rp.3.600.000,- (Tiga Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) perminggu, kini hanya mendapatkan Rp.900.000,- (Sembilan Ratus Ribu) perminggu.
“Turun jauh. Kalo dulu (sebelum pandemi) dari 200 bungkus seminggu dapet Tiga Juta Enam Ratus lah. Sekarang mah boro-boro, paling seminggu dapet 50 bungkus ya cuman Sembilan Ratus doang,” keluh Nur saat dijumpai cakra.news di rumahnya.
Terangnya, sebelum pandemi datang, produksi kerupuk opak dibantu oleh 2 sampai 3 orang. Mereka tidak lain adalah tetangga sekitar rumah yang mendapat upah dari hasil produksi kerupuk opak.
Namun sangat disayangkan, lanjut Nur, setelah pandemi melanda kini ia harus memberhentikan anggota yang selama ini turut membantu produksi produknya itu, karena pesanan dari pihak konsumen memang mengalami penurunan.
“Kemaren-kemaren dibantu sama tetangga sini dua tiga orang, ya saya bayar. Tapi ya kayak begini mau gimana lagi. Jadi sekarang saya sama suami aja yang buat,” bebernya.
Nur berharap, pandemi segera hilang dan bisa diatasi oleh pihak terkait agar usahanya kembali normal seperti sebelumnya.
“Semogalah cepet habis. Semoga bisa diatasi. Kasihan kalo begini terus,” harapnya.**
Pewarta : Eni Sakadah
Discussion about this post