NUNUKAN, CAKRANEWS – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Nunukan melaksanakan Paripurna Istimewa Peringatan HUT Nunukan ke-25, Sabtu 12 Oktober 2024. Pada momentum itu, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid menyampaikan pidatonya yang berisikan hasil kinerja selama menjabat sebagai Bupati Nunukan dua periode.
Pada momen HUT Nunukan tersebut, Hj Asmin Laura menyampaikan pidato diiringi isak tangis sebagai bentuk rasa haru, memaparkan tantangan dan dinamika yang harus dilaluinya selama 8 tahun lebih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Nunukan.
Hal itu mulai dari transisi dari bagian Pemprov Kalimantan Timur ke Pemprov Kalimantan Utara, serta diberlakukan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana banyak kewenangan kabupaten beralih ke pemerintah provinsi, dan ada pula ke pemerintah pusat, dan terakhir menghadapi Covid-19 dari 2020-2022.
“Ini tahun terakhir merayakan HUT Kabupaten Nunukan dan membacakan pidato, tangisan saya tadi lebih kepada rasa terharu dari apa yang sudah kita capai selama 25 tahun. Tantangan terus berlanjut di tahun 2020 – 2022 bersamaan pandemi Covid-19, setiap daerah melakukan refocusing anggaran untuk penanganan pandemi dan percepatan masa pemulihan ekonomi masyarakat,” ujar Laura.
Laura lanjut menyampaikan bahwa banyak hal YANG belum maksimal dikerjakan pemerintah, misalnya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih dan listrik, meskipun progres pelayanan terus naik tiap tahun. Menurutnya, persoalan ketersediaan air bersih di Nunukan lebih dikarenakan cuaca, embung-embung yang ada lebih mengandalkan curah hujan, sehingga ketika kemarau panjang, stok air baku di embung menipis.
“Kita sudah upayakan sambungan air bersih ke rumah-rumah warga, cuma belum maksimal, masih di kisaran 50 persen dari jumlah penduduk, mudah-mudahan pemimpin selanjutnya bisa melanjutkan,” harap Laura.
Pada bagian lain Laura menyebut, luasnya wilayah Kabupaten Nunukan menjadi tantangan tersendiri dalam memimpin. Hal itu pula yang menyebabkan masih banyak aspirasi-aspirasi masyarakat yang belum sepenuhnya dipenuhi pemerintah. Penyesuaian anggaran perlu dilakukan untuk menentukan skala prioritas pembangunan. Sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi tetap menjadi prioritas pemerintah agar pelayanan publik terpenuhi.
“Saya berharap pemimpin selanjutnya bisa melanjutkan apa yang sudah baik dan mengevaluasi yang belum baik, memang tidak mudah melayani daerah dengan kondisi seluas Nunukan. Saya belajar menjadi wanita kuat memimpin daerah perbatasan dan saya banyak belajar keikhlasan serta kesabaran memberikan pelayanan ke masyarakat,” pungkasnya (ryan),
Discussion about this post