TARAKAN, cakra.news – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Papua resmi berakhir. Tepatnya Jumat (15/10/2021) malam tadi.
Alhasil, Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali mempertahankan sebagai juara umum. Jabar tak tergohyakan di puncak klasemen dengan perolehan medali terbanyak. Yakni 133 emas, 105 perak, dan 115 perunggu.
Sementara Kalimantan Utara (Kaltara) yang menurunkan 29 atlet untuk 12 cabang olahraga (Cabor) hanya mampu meraih satu emas, dua perak dan satu perunggu.
Medali emas disumbangkan oleh atlet menembak atas nama Nasruddin. Sementara dua perak didapatkan oleh pasangan Muhammad Ikhwan-Rico Hamdani dari Cabor layar, dan pasangan Nasruddin-Misran dari Cabor menembak.
Dan satu perunggu diraih atlet angkat berat atas nama Hardi. Perolehan medali ini membuat posisi Kaltara bertengger di peringkat 32 dari 34 provinsi.
Namun bercermin dari PON sebelumnya pada 2016 lalu di Jabar, Kaltara yang hadir sebagai pendatang baru kala itu, berhasil mendulang tiga emas, tiga perunggu dan menduduki peringkat ke-27.
Dengan begitu, prestasi atlet Kaltara yang berlaga di PON Papua 2021 tak semanis empat tahun lalu.
Kemerosotan prestasi atlet asal provinsi termuda ini pun menjadi buah bibir oleh hampir seluruh kalangan masyarakat Kaltara.
Salah satunya Forum Pemerhati Olahraga (FPO) Kaltara. Masalah tersebut dinilai menjadi tanggungjawab oleh semua pihak. Khususnya Komite Olahraga Indonesia (KONI) Kaltara.
“Tolok ukurnya adalah bagaimana pembinaan atlet Kaltara yang dilakukan oleh KONI selama ini, terutama menjelang PON Papua. Tapi ya sudahlah, nasi sudah jadi bubur. Apa yang telah didapatkan atlet Kaltara di Papua tetap kita apresiasi dan bersyukur. Namun bagaimana ke depannya, ini yang harus kita pikirkan, khususnya KONI maupun Pemprov Kaltara,” kata salah satu anggota FPO Kaltara, Mansyur.
Oleh karenanya, ia menyarankan Pemprov Kaltara segera mendirikan sekolah khusus olahraga.
Atau sejenis Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) yang didirikan oleh Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda beberapa tahun lalu.
“Hadirnya sekolah khusus olahraga atau SKOI itu saya kira menjadi solusi yang tepat bagi Kaltara untuk jangka panjang. Ini sudah dibuktikan oleh Kalimantan Timur (Kaltim) yang menjadi pembibitan atlet yang dimulai 2010, dan sebagian besar medali bagi kontingen Kaltim disumbangkan oleh alumni SKOI,” ujar Sekretaris PWI Kaltara ini.
Misalnya pada PON XX/2021 Papua, SKOI Kaltim kembali mengirimkan alumninya dan berhasil menyumbangkan sejumlah medali untuk provinsi induk Kaltara itu.
Pada PON XX Papua, Kaltim tercatat meraih 25 emas, 33 perak dan 42 perunggu dan duduk di posisi tujuh besar.
Sebelumnya pada PON Jabar 2016 lalu, Kaltim berhasil mengantongi 24 emas, 36 perak, dan 64 perunggu, serta berada di posisi ke-5 kala itu.
Tak hanya di tingkat nasional, lanjut Mansyur, alumni SKOI Kaltim juga turut mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen internasional. Salah satunya Asian Games 2018.
“Saran (Sekolah Khusus Olahraga) ini akan segera kami sampaikan (audiensi) ke Bapak Gubernur Kaltara. Kita juga melibatkan salah satu perintis berdirinya SKOI Kaltim, serta alumni SKOI Kaltim asal Kaltara dan lainnya. Ini wadah pembinaan jangka panjang ,” kata Mansyur.
Ia menambahkan, bentuk pembinaan lainnya yang harus dilakukan KONI maupun Pemprov khususnya kepada atlet Kaltara yang berhasil mengukir prestasi di PON Papua, setidaknya diberikan insentif khusus.
“Salah satu bentuk pembinaan lainnya adalah bagaimana setiap atlet yang meraih prestasi baik di PON maupun di turnamen nasional dan internasional, hendaknya diberi insentif bulanan. Dengan catatan, atlet itu masih produktif berlatih dan bertanding,” saran Mansyur.
“Hal ini perlu dilakukan agar atlet-atlet Kaltara yang berprestasi di luar Kaltara dapat perhatian lebih, dan tidak tergoda dengan tawaran dari provinsi lain yang datang kepadanya. Seperti atlet renang Kaltara, Angel Gabriel Yus yang meraih emas di PON Jabar 2016 lalu. Sekarang malah membela DKI Jakarta di PON Papua, dan berhasil dapat satu emas dan satu perak,” pungkas Mansyur.
Discussion about this post