Jasuka dimaksud, bukanlah nama cewek jepang. Walaupun sebutan Jasuka sepertinya mirip dengan nama para cewek jepang yang terkenal dengan baju sailornya, bukan itu yang dimaksud. Jasuka adalah singkatan dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, merupakan jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) sepanjang 10.860 kilometer yang dibangun Telkom. Jaringan fiber optik Jasuka, menghubungkan sejumlah kota, mulai dari Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Tebing Tinggi, dan Bandar Bukit Tinggi yang ada di Malaysia.
Kabel Laut Jasuka pada Minggu (19/9/2021) mengalami gangguan dan menjadi sumber masalah jaringan internet Indihome-Telkomsel. Mulai Minggu sore itu, umat digtal termasuk di Kaltara, yang dalam kehidupannya sangat mengandalkan jaringan internet serasa kembali hidup di jaman batu, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa beraktifitas jual beli karena terbiasa cashless mengandalkan mobile banking atau aplikasi ewallet, dan banyak aktifitas lain yang sama sekali tidak bisa dilakukan karena memang tegantuing dengan jaringan internet, bahkan tidak bisa pula menonton TV karena smart TV juga mengandalkan jaringan internet.
Demikian halnya dengan pemerintahan. Banyak aktifitas yang mengandalkan internet seperti zoom meeting, termasuk pula yang sedang ramai tes CPNS turut terkendala akibat jaringan internet yang terganggu.
Terpaksa berbagai agenda yang harus menggunakan internet ditunda ataupun mengandalkan kelihaian aparatur pemerintahan untuk menyiasatinya.
Untungnya, warga Kaltara hanya sebagian kecil yang menjadi umat digital, tidak seperti warga KPOP Seoul yang hampir semua lini kehidupannya cashless, bahkan beli sayur dan ikanpun dengan scan barcode aplikasi.
Adanya gangguan Jasuka, tidak terlalu berdampak siginifikan pada kehidupan warga Kaltara umumnya.
Gangguan di Jasuka ini bisa dikatakan hanya serangan tipis untuk umat digital. Langsung bisa dipahami bahwa digitalisasi berbagai aspek kehidupan ternyata sangat rentan terhadap serangan.
Para pemangku kepentingan mesti segera memikirkan cara tepat agar serangan model Jasuka ini tidak akan serta merta melumpuhkan. Terutama aparatur yang bersinggungan dengan keamanan negara mesti berfikir cermat, serangan Jasuka harus menjadi pembelajaran.**
Discussion about this post