TARAKAN, CAKRANEWS – Angka inflasi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami peningkatan yakni sebesar 0,72 persen. Angka ini meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami deflasi 0,01 persen (mtm).
Sebagai Provinsi termuda, inflasi di Kaltara masih lebih rendah dibandingkan dengan skala nasional sebesar 1,20% (ytd). Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara Tedy Arief Gunawan, biang kerok terjadinya inflasi di periode Maret 2022 ini disebabkan oleh komoditas hortikultura seperti cabai rawit (andil 0,26%) dan bawang merah (andil 0,05%) yang mengalami lonjakan harga.
Selain itu juga beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau antara lain cabai rawit (0,26%), bawang merah (0,05%), sayur olahan (0,05%) dan ikan bandeng (0,03%).
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan terbesar yaitu bayam (-0,07%), telur ayam ras (-0,06%), ikan layang (-0,04%), dan tomat (-0,04%). “Harga rawit dan bawang memiliki andil besar penyebab inflasi. Seiring dengan adanya pergesaran musim pada daerah pemasok di tengah permintaan yang meningkat menjelang Bulan Ramadhan,” ungkap Tedy Arief Budiman kepada awak media melalui keterangan press rilisnya di Tarakan, Rabu (6/4/22).
Selain itu, kata Tedy, kenaikan inflasi juga terjadi pada komoditas angkutan udara seiring dengan dilonggarkannya pembatasan mobilitas masyarakat serta mulai tidak diwajibkannya PCR ataupun antigen sebagai prasyarat penerbangan untuk masyarakat yang telah melakukan vaksinasi lengkap.
Terkait hal ini, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah dalam wadah TPID akan terus bersinergi dalam melaksanakan program pengendalian harga dalam kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif), serta menjaga ekspektasi inflasi tahun 2022 yang diyakini masih akan berada di sasaran target inflasi, yaitu 3±1%.
“Kami terus bersinergi kepada berbagai pihak untuk upaya pengendalian harga. Salah satunya dengan melakukan gerakan belanja bijak kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya panic buying yang menyebabkan harga barang melambung tinggi,” kata dia.
Pewarta: Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post