TARAKAN, CAKRANEWS – Tahukan kamu basis pemilih muda dan pemula di Kaltara pada Pemilu 2024 cukup besar. Yaps, berdasarkan rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Provinsi Kaltara di Pemilu 2024, persentase jumlah pemilih pemula mencapai 21 persen atau berjumlah 107.974 orang. Dari 107.974 tersebut ada sekitar 40.000 orang yang akan mengikuti Pemilu untuk pertama kali. Sementara itu, pemilih muda yakni generasi milenial yang berusia 25-39 tahun, berjumlah 175.293 pemilih, dari total Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kaltara berjumlah 504.252.
Melihat besarnya basis pemilih muda dan pemula tersebut, Analisis Politik Exposit Strategic sekaligus Dosen LSPR Jakarta, Arif Susanto mengatakan, masa depan demokrasi Indonesia bergantung pada generasi yang lebih muda sejalan dengan peningkatan jumlah pemilih pemula dan muda. Menurutnya, keduanya memiliki peran dalam menentukan arah perkembangan suatu negara. Dengan jumlah yang signifikan itu, ia menilai mereka tidak hanya menjadi target penting untuk mendulang suara tapi juga akan menentukan ke arah mana pemilu.
Untuk itu, kata dia, ada beberapa hal yang perlu menjadi atensi untuk pemilih muda dan pemula. Pertama, mereka perlu mengenali siapa yang akan dipilih sehingga nantinya dapat menghasilkan pemimpin yang baik dan amanah. Kedua, melakukan kontrol tidak hanya kepada peserta namun juga penyelenggara. Ketiga, mereka harus menjadi warga negara yang aktif bahkan ketika pemilu usai. “Kebanyakan pemilih berhenti hanya pada masa pencoblosan pada 14 Februari mendatang tapi mestinya rentang pemilu 2024-2029 mereka harus tetap mengontrol terhadap apa yang dipilih. Karena bukan tidak mungkin orang yang mulanya baik dipilih lalu berubah menjadi buruk hanya karena godaan kekuasaan. Ini tugas penting pemilih pemula dan muda,” ucapnya kepada awak media usai mengisi kegiatan KPU Goes to Kampus UBT Tarakan belum lama ini.
Dia menilai sejauh ini KPU telah menyadari peran pemilih pemula dan muda yang signifikan. Lanjutnya, dia menilai KPU telah melakukan perubahan dalam karakter komunikasi menyesuaikan keinginan pemilih muda dan pemula. “Tidak hanya komunikasi lebih fresh, lebih muda, tapi juga mudah di pahami,” ucapnya. Menurutnya, hal ini menjadi penting karena kelompok muda dan pemula itu bukan hanya aktif di media sosial, namun seharusnya ditempatkan sebagai agen perubahan dengan melibatkan mereka untuk menyampaikan infromasi yang sudah disampaikan KPU. “Intinya mereka juga berperan memberi warna dalam pencerdasan Pemilu,” kata dia. Kendati demikian, dia memberi masukkan kepada KPU untuk terus bersinergi dengan stakeholder meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilu 2024. “Mulai dari pemerintah media massa, Kampus, Non Governmental Organization (NGO) dan lain sebagainya yang memiliki kontribusi penting,” pungkasnya.
Discussion about this post