TARAKAN, CAKRANEWS – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara, Brigjen Pol Rudi Hartono mengungkapkan terjadi peningkatan prevalensi pengguna narkoba di Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2022 sebesar 015 persen atau kurang lebih 13,650 orang.
“Kaltara saat ini bukan hanya tempat transit, tetapi sudah menjadi pasar bisnis baru karena sudah banyak pengguna narkoba. Terbukti prevalensinya naik yah, 0,15 persen atau kurang lebih terdampak itu 13,650 orang pengguna narkotika dari jumlah penduduk,” kata Rudi beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Sebagai informasi, prevalensi adalah jumlah orang memakai narkoba dalam kurun waktu tertentu dan dikaitkan dengan besar populasi dari kasus itu berasal. Angka prevalensi narkotika dapat diukur dalam dua terminologi waktu, yaitu pernah memakai narkotika dan setahun terakhir memakai narkotika.
Pernah pakai adalah mereka yang memakai narkotika semasa hidupnya, tanpa merujuk referensi waktu pemakaian. Sedangkan, penggunaan setahun terakhir adalah mereka yang memakai narkotika dalam satu tahun terakhir.
Pada kesempatan yang sama Rudi Hartono mengungkapkan dalam kurun waktu setengah tahun ini, BNNP Kaltara telah melakukan pengungkapan dan penangkapan sebanyak 31 kilogram narkotika jenis sabu, berbeda dari tahun 2021 sebanyak 36 kilogram.
“Semua sabu itu rata-rata berasal dari luar dan akan diedarkan di Indonesia,” ucapannya.
Ia pun menargetkan akan menurunkan angka prevalensi tersebut dan berupaya mencegah masuknya barang haram tersebut dari luar Indonesia terutama di wilayah perbatasan.
“Target saya yang pertama menurunkan prevalensinya tadi, jadi bagaimana kita mempersempit permintaan dengan cara memperdayakan masyarakat, memperkuat tempat-tempat perbatasan untuk pencegahan, memberikan edukasi, sehingga jika barang itu tidak ada, otomatis permintaan di Kaltara juga tidak ada,” ujarnya.
Pewarta: Rizqki
Discussion about this post