TANJUNG SELOR, CAKRANEWS – Tahukah Anda jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah desa mandiri di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini bertambah delapan desa. Namun untuk desa tertinggal berkurang 54 desa dibandingkan tahun lalu yakni menjadi 140 desa.
Dengan penambahan tersebut, maka total sudah ada 39 desa di Kaltara yang masuk kategori mandiri. Hal tersebut berdasarkan hasil data Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kaltara pada 2022.
“Alhamdulillah, desa mandiri di Kaltara naik delapan desa ketimbang tahun lalu atau total menjadi 39 desa. Saya mengapresiasi kinerja organisasi perangkat daerah terkait. Hal ini sesuai dengan visi dan misi yang kita kerjakan saat ini yaitu Membangun Desa, Menata Kota,” kata Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang di Tanjung Selor, Bulungan, Senin (28/6/2022).
Selanjutnya, untuk desa kategori maju pada tahun ini bertambah 18 desa. Di mana tahun sebelumnya hanya 47 desa. Capaian tersebut diakuinya cukup signifikan pada desa kategori berkembang, di mana terjadi penambahan 32 desa dibanding tahun lalu menjadi 201 desa atau 44,97 persen.
Gubernur mengungkapkan, IDM adalah indeks komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa (IKED).
“Karena itu, saya mengimbau, agar perangkat terkait dapat bekerja maksimal, sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa IDM disusun untuk mendukung pemerintah dalam menangani pengentasan desa tertinggal menjadi desa mandiri. Sejak 2016 hingga tahun 2022, progres IDM di Kaltara mengalami kemajuan yang signifikan.
“Dengan kata lain, tahun ini Pemprov Kaltara masih harus menangani 140 desa kategori tertinggal. Dan 2 desa dengan kategori sangat tertinggal. Ini menjadi tugas kita bersama, dan saya kira seluruh kelompok kepentingan harus terlibat,” kata Zainal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kaltara, Edy Suharto menegaskan bahwa kemajuan desa tidak hanya dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Desa, melainkan dari fasilitas dan pelayanan yang baik di masyarakat desa.
Sekprov Kaltara Suriansyah mengapresiasi para pemangku kepentingan terkait. Hal ini dapat menjadi referensi dan memberikan perhatian lebih terhadap dua desa dengan status sangat tertinggal.
“Jadi membangun desa ini sesuai dengan apa yang diusahakan oleh Bapak Presiden dan Gubernur Kaltara, oleh karena itu saya berharap kita semua dapat bersinergi dan ikut serta dalam mendukung pengembangan desa,” kata Suriansyah.
Discussion about this post