TARAKAN, CAKRANEWS – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kembali mencatatkan kinerja positif setelah merger pada Oktober 2021. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.
Perseroan pelat merah ini berhasil catatkan laba sebesar Rp 3,2 triliun, naik dibandingkan perolehan tahun 2020, yang mencapai Rp 3 triliun.
“Nilai laba bersih tersebut turut menyumbang peningkatan laba BUMN tahun 2021 yang mencapai total Rp126 triliun, atau meningkat sebesar 869 persen dari laba tahun 2020 sebagaimana telah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR (7/6),” kata Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono dalam keterangan tertulis di Tarakan, Jumat (24/6/2022).
Capaian positif Pelindo pada 2021 itu juga sejalan dengan program merger yang telah dijalankan pada Oktober 2021 lalu, di mana perseroan telah bukukan pendapatan usaha senilai Rp28,8 triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp 26,6 triliun.
Selain itu, Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara melalui setoran dividen, PNBP, konsesi, PPH, PPN dan PBB dengan nilai total Rp 4,7 triliun pada tahun buku 2021.
“Salah satu fokus utama Pelindo pasca merger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” lanjut Ali.
Hasilnya, selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
Di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.
Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.
Peningkatan kinerja yang sama terjadi di TPK Makassar. Kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari.
Sejalan dengan TPK Makassar, Terminal Makassar New Port juga mengalami peningkatan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 39 BSH dengan standar waktu sandar yang berkurang dari 2 menjadi 1 hari.
Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, di mana peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks.
“Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas dari tiga hari menjadi satu hari,” ujar Ali.
Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien yang tergambar dalam kinerja triwulan I 2022, dengan nilai laba bersih mencapai Rp670 miliar, meningkat 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Discussion about this post