TARAKAN, cakra.news – Kepala UPTD Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kota Tarakan Andi Arfan, SE mengatakan pihaknya mengalami beberapa kendala dalam melakukan pelatihan pekerja. Salah satunya terkait minimnya anggaran, Rabu (01/12/2021).
“Kendalanya kami ini, Mas, adalah minimnya anggaran terkait penyediaan peralatan serta biaya perawatan,” jelasnya pada cakra.news.
Pelatihan yang ada di LLK Kota Tarakan, kata Andi berada dibawah binaan Kota Samarinda dan dananya pun berasal dari sana. Ia mengakui beberapa tahun ini memang anggaran penyediaan keperalatan sangat kurang.
Selain itu, kata Dia biaya perbaikan rehab atau perawatan peralatan juga masih kurang.
“Jangankan perawatannya, lingkungan workshop kami aja belum ada rehab, seperti seng-seng yang masih bocor,” terangnya.
Selain itu, lanjut Andi ada banyak pelatihan yang belum terverifikasi dan tidak masuk dalam kriteria. Contohnya workshop jahit dimana tempatnya menjadi satu.
Kata Dia, seharusnya ada pemisahan antara ruang kelas, ruang peralatan dan ruang praktiknya.
“Di sini, semuanya dijadikan satu. Selain itu, workshop yang baru terverifikasi hanya satu yakni las,” terangnya.
Menurut Andi, jika ingin meningkatkan sumber daya manusia maka hal yang perlu dilatih adalah pekerjanya.
“Jangan sampai nanti ketika ada perusahaan besar seperti di KIPI, kita belum siap,” ujarnya.
Dikatakannya, nanti semua perusahaan butuh tenaga kerja.
“Nah, tenaga kerja terampil itu lahir dari pelatihan kerja yang baik. Sedangkan Kalimantan Utara ini hanya ada dua LLK yakni Tarakan dan Nunukan. Untuk skala besarnya, Kota Tarakan termasuk yang terbanyak melakukan pelatihan kerja meskipun peralatan workshopnya tidak memadai,” tutupnya.**
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post