NUNUKAN, CAKRANEWS – Nama Asmin Laura Hafid atau yang lebih dikenal sebagai Laura, mulai melejit saat pertama kali terpilih menjadi Bupati Kabupaten Nunukan pada 2016 lalu. Selain karena menjadi perempuan pertama yang menjadi Bupati di Kaltara, ia juga dikenal lantaran melahirkan banyak inovasi dan prestasi saat menjabat sebagai Bupati Nunukan, Kalimantan Utara.
Sejumlah prestasi dan penghargaan telah diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan di bawah kepemimpinan Asmin Laura Hafid. Bahkan, di periode keduanya memimpin Nunukan, Laura dan wakilnya H Hanafiah terus bersinergi memajukan Kabupaten Nunukan.
Kesuksesan Laura membangun Nunukan bukan isapan jempol belaka, mengingat sederet prestasi sudah dibuktikannya selama menjabat sebagai orang nomor satu di Nunukan. Salah satunya, penghargaan Adipura untuk kategori kota kecil tahun 2022. Penghargaan ini menjadi kali pertama di Kabupaten Nunukan. Hebatnya lagi, menjadi satu-satunya wakil dari provinsi Kalimantan Utara yang menerima penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Tak berhenti sampai disitu, di awal 2023, Nunukan untuk kedelapan kalinya menerima predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2022 dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Selanjutnya, dalam hal pengelolaan lingkungan hidup, pada Maret 2023 Kabupaten Nunukan menerima penghargaan Piala Adipura dari Presiden RI yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan ini diberikan karena Nunukan berhasil dalam mendukung program transmigrasi. Penghargaan selanjutnya, Anugerah Merdeka Belajar sebagai daerah transformatif tingkat kabupaten non 3T dari Kemendikbud Ristek.
Tentunya masih banyak lagi prestasi, inovasi serta penghargaan yang diperoleh Kabupaten Nunukan yang tak cukup disebutkan satu per satu melalui tulisan ini. Namun seolah tak ingin jumawa dengan semua penghargaan yang ia raih. Laura justru menilai seluruh prestasi itu harusnya menjadi penyemangat untuk semakin mempertajam dan meningkatkan kualitas pelayanan.
“Jangan Jumawa dengan semua penghargaan yang kita raih. Kita harus berbenah, berbagai kesulitan adalah pengalaman yang harus kita jadikan Pelajaran,” kata Laura dalam Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Nunukan, Kamis 12 Oktober 2023.
Keberhasilan ibu tiga anak ini memimpin Kabupaten Nunukan tentunya menjadi inspirasi bagi siapapun khususnya kaum hawa untuk berprestasi di dunia politik. Tak hanya bermodalkan paras yang ayu, ia juga dikenal cerdas dan memiliki banyak prestasi. Maka tak heran banyak dari masyarakat Kaltara yang penasaran dengan kehidupan Asmin Laura Hafid sehingga bisa sukses seperti saat ini.
Lantas seperti apa sosok Asmin Laura? Berikut sepak terjang Laura dikutip CAKRANEWS dari perbagai sumber.
Asmin Laura Hafid lahir pada 10 Agustus 1985 di Sabah, Malaysia. Asmin Laura Hafid menikah dengan Andi Muhammad Akbar yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Kaltara. Dari pernikahannya itu, Laura dikarunia tiga anak yaitu Andi Kauliaka Bebie Azzahra Akbar, Andi Achmad Almoesa Akbar, dan Andi Azizah Adeeva Akbar.
Jauh sebelum sukses seperti saat ini, ternyata Laura pernah jatuh bangun menjalani kehidupan. Kisah sedih itu sempat ia ceritakan lewat buku autobiografinya berjudul “Tentang Laura”. Buku setebal 167 halaman itu berisi kisah perjalanan hidup seorang Asmin Laura Hafid, sejak saat masih kanak – kanak, masa – masa sekolah, membina rumah tangga, hingga perjalanan kariernya saat ini menjadi Bupati Nunukan. Singkat cerita di buku itu, Laura membagikan pengalaman saat dirinya terpuruk, merasa dijauhi oleh teman – temanya usai dinyatakan kalah dalam Pilkada tahun 2011 lalu.
Seolah tak ingin berlarut larut dalam kesedihan, Laura bangkit dan mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Menurut Laura, jangan berhenti ketika mengalami kegagalan. Baginya, kegagalan cukup dijadikan pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi.
Hal yang menarik lainnya dari Laura ialah, bagaimana ia mengutamakan pendidikan di tengah kesibukan sebagai kepala daerah. Yang hebat dari Laura, ia mampu mendapat gelar gelar PhD atau doktornya di Universiti Utara Malaysia.
Melihat lika liku kehidupan Laura, sudah sepatutnya kisahnya menjadi inspirasi bagi siapapun. Tak ada salahnya bermimpi menjadi sukses seperti Laura. Mengutip kalimat Laura dalam buku biografinya “Tak ada yang salah dalam bermimpi, yang salah ialah ketika kita tak berusaha untuk mewujudkan mimpi itu”. Laura sebenarnya berpesan untuk para pemuda di Kaltara untuk jangan takut bermimpi. Seperti pesan yang tersirat di bukunya “Milikilah mimpi, fokuslah kepada mimpi, tuluslah untuk mencapai mimpi, ikhlaslah menjalani mimpi dan nikmatilah mimpi itu dan wujudkanlah”.
Discussion about this post