CAKRANEWS – “Kepemimpinan Pak Sulaiman sangat adaptif dan dinamis. Dimana beliau memberikan kebebasan kepada staf untuk merencanakan dan menyiapkan suatu kegiatan baik pada saat latihan maupun tugas tertentu,” kata Kolonel Inf Khabib Mahfud, mantan anak buah Sulaiman di Batalyon 413/Bremoro, yang dihubungi akhir Maret 2023.
Ia mengaku bersyukur, selama ini dirinya mendapatkan pelajaran hidup dan nilai-nilai kepemimpinan dari para senior, salahsatunya adalah Pak Sulaiman. Dari komandan yang humble itu dia mendapatkan pelajaran berharga tentang nilai-nilai kepemimpinan bahwa seorang pemimpin berada di barisan terdepan dalam memberikan contoh. Dan seorang pemimpin juga harus memahami anggota personal, serta mengetahui sedetil mungkin apa yang dibutuhkan mereka.
Selain faktor kepemimpinan, lanjutnya, Pak Sulaiman yang dikenalnya juga memiliki sikap yang disiplin terutama dalam soal waktu.
“Kesan pertama yang cukup melekat bagi saya adalah beliau orang yang bukan hanya tepat waktu, akan tetapi “in time”. Artinya tepat sebelum waktunya. Contohnya, kalau waktu acara atau giat 07.00 WIB, maka beliau minimal 15 menit sebelumnya sudah hadir atau sudah siap,” kisah perwira yang saat ini bertugas sebagai Kasrem 091/ASN Samarinda.
Selama menjadi Danyon, Pak Sulaiman selalu membimbing dan mengarahkan para anggota atau personil untuk senantiasa berfikir jauh ke depan (beyond thinking). Tidak hanya terpaku dengan hal-hal rutin yang sifatnya biasa dan reguler saja. Anggota dituntut agar bisa beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Beliau termasuk pimpinan yang senantiasa mendorong anggota personil memiliki pemikiran yang berkemajuan dan visioner.
Yang masih diingat dari Pak Sulaiman, bahwa jika ingin mencapai suatu hasil yang diinginkan maka berpikirlah jauh ke depan melampaui waktumu hari ini. Memang itu tidak mutlak. Namun setidaknya bisa dijadikan salah satu pilihan. Berpikir menjadi salah satu aktifitas penting yang menentukan hidup seseorang akan seperti apa di masa depannya. Dan itu bisa ditentukan mulai hari ini. Artinya, apa yang dipikirkan pada saat ini akan menentukan seseorang akan menjadi apa nantinya di masa depan.
“Karena itu dalam prakteknya beliau berani untuk memperkenalkan dan melatih wood ball yaitu olahraga yang terkenal di Taiwan untuk diajarkan ke para anggota personil sehingga bisa berprestasi di level internasional.”
Hal senada juga diungkapkan Jae Hadiyanto. Dia jadi teringat ketika Pak Sulaiman pertama kali mengenalkan olahraga Wood Ball di lingkungan batalyon. Pada saat itu tidak ada yang kenal dengan woodball/gateball di Solo, sampai akhirnya mengantarkan anggota satuan Yonif 413 Kostrad menjadi juara tingkat nasional bahkan masuk peringkat 5 besar tingkat dunia di Bali.
Meskipun demikian, sebagai komandan Sulaiman tetap mengingatkan para anggota agar tidak lupa dengan Jiwa Korsa sebagai prajurit TNI yang sudah ditanamkan sejak awal. Sebab Jiwa Korsa merupakan semangat perasaan keakraban dalam korps. Sejatinya antar kawan dalam tentara harus saling setia, bahu membahu dan melindungi.
Hal ini yang sering disampaikan sang komandan saat momen berinteraksi dengan anak buahnya. Supaya bisa saling merasa senang dan dikala susah dipikul bersama.
“Tentara itu satu. Jiwa Korsa itu harus kita wujudkan. Susah sama-sama, senang sama-sama,” nasihat Sulaiman yang berulang kali diingatkan kepada semua prajurit dan anggota di kesatuannya bertugas
Discussion about this post