TARAKAN, cakra.news – Bank Indonesia Kalimantan Utara melalui Hendra, Kepala Unit Implementasi Kebijakan Pembayaran dan Pengawasan Sisi Pembayaran Uang Rupiah menuturkan bahwa, kendala terbesar dalam pengaplikasian Qris di Kota Tarakan adalah masyarakat lebih tertarik dengan pembayaran tunai, Senin (7/2/2022).
Dijelaskannya, Qris merupakan upaya efisiensi pembayaran melalui transaksi non tunai. Sehingga transaksi pembayaran tidak lagi menggunakan uang kas melainkan dengan sistem barcode.
Dikatakannya pula, untuk wilayah Kalimantan Utara, Tarakan memang dipilih sebagai pilot projek pengaplikasian Qris.
Alasannya karena jaringan internet di sini lebih stabil dibanding daerah lainnya.
Meskipun, sudah menjadi pusat, masyarakat masih memiliki prefensi yang kurang terhadap penggunaan Qris.
“Yah, kami sudah siapkan sarana dan prasarana, Mas, bahkan di lapak-lapak Pasar Gusher sudah disiapkan.
Tapi, warga memang masih bingung menggunakannya,” ucapnya kepada cakra.news saat ditemui di ruang kerjanya.
Hendra pun menuturkan bahwa kedepan, pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi, khususnya terkait penggunaan Qris.**
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post