JAKARTA, CAKRANEWS – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan duduk perkara bentrok berdarah antara tenaga kerja lokal versus TKA asal Cina di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Morowali Utara, Sulawesi Tengah, yang baru-baru ini terjadi dan merenggut korban jiwa.
Sigit menyebut, bentrokan dipicu dari ajakan mogok kerja massal oleh karyawan perusahaan tambang tersebut.
Ia juga membantah narasi yang beredar di media sosial, bahwa bentrokan disebabkan TKA Cina menyerang tenaga kerja pribumi.
Mogok kerja itu, sempat ditolak oleh sejumlah TKA Cina maupun pekerja lokal, sehingga mengakibatkan bentrok yang semakin meluas.
“Peristiwa yang terjadi awalnya adalah ada ajakan mogok dari karyawan yang kemudian di situ menimbulkan pro dan kontra. Kemudian ada upaya pemaksaan sehingga di situlah ditolak. Kemudian diviralkan dan diprovokasi terjadi pemukulan TKA terhadap TKI (tenaga kerja Indonesia),” kata Sigit di Jakarta, Senin 16 Januari 2023.
“Jadi terkait isu-isu yang ada ini saya luruskan bahwa peristiwa yang sebenarnya tidak seperti itu,” ujarnya menambahkan.
Adapun jumlah pekerja di PT GNI yakni 1.300 tenaga kerja asing dan 11 ribu lainnya merupakan tenaga kerja asal Indonesia. Sigit menyampaikan bahwa nantinya, tenaga kerja asal Indonesia bakal ditambah sebanyak 30 ribu.
“Jadi tentunya tugas TKA di situ selain tentunya menangani hal yang bersifat sangat teknis, juga melakukan transfer knowledge kepada TKI yang ada. karena di situ juga kita lihat didirikan Politeknik untuk melaksanakan atau memberikan transfer knowledge pada TKI Indonesia,” kata Sigit.
Bentrokan terjadi antara karyawan WNA Cina dan WNI di PT GNI, Sabtu malam 15 Januari 2023. Akibatnya, dua pekerja, yaitu 1 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 1 tenaga kerja asing (TKA), tewas. Sementara sembilan orang lainnya mengalami luka-luka.
Discussion about this post