“Batu kita hilang terus, ‘ratu batu bara’ produksinya satu juta satu bulan, tapi enggak ada laporan ESDM. (namanya) Tan Paulin,” kata Nasir dalam Raker, Kamis (13/1/2022).
TANJUNG SELOR, cakra.news – Ratu batubara ‘Tan Paulin’ menjadi biang keributan di Rapat Kerja (Raker) Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (12/01/2022) siang.
Nama ‘Tan Paulin’ diungkap anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir saat membeberkan hasil kunjungan kerjanya di Kalimantan Timur.
“Ini produksinya sampai satu juta per bulan tapi gak ada laporan ESDM ke kita, Tan Paulin namanya,” ungkapnya.
Menurut Nasir, si ratu batubara Tan Paulin mampu memproduksi batubara lebih dari satu juta ton perbulan dan semua dieksport ke luar.
Kata Dia, batubara Tan Paulin adalah batubara curian karena dikeruk begitu saja dari sejumlah tambang batubara yang ada di Kaltim.
“Ini batu curian, tapi bisa dijual ke luar negeri,” serunya.
Pencurian batubara oleh Tan Paulin ini, kata Nasir dikeluhkan para pemain batubara di Kaltim.
Bahkan pemerintah daerah, ujar Dia, turut protes atas ulah Tan Paulin yang kegiatannya merusak infrastruktur yang telah dibangun di Kaltim.
Nasir pun mengaku sempat meminta Dirkrimsus dan Kapolda Kaltim, menangkap Tan Paulin atas aksinya melakukan pencurian batubara untuk ekspor minimal satu juta ton perbulannya.
“Tangkep orang ini. Siapa yang melindungi orang ini,” serunya.
Penjelasan Nasir selanjutnya mulai menyerempet ke Kementerian ESDM.
Dia pun mengasumsikan harga batubara yang kini berkisar Rp2,5 juta dikalikan satu juta ton produksi batubara curian Tan Paulin, nilainya mencapai Rp2,5 triliun perbulan.
Nilai eksport sebesar ini dikatakannya tidak pernah diinformasikan ke DPR.
“Apa ini duitnya sampai ke Kementerian? Saya enggak tahu juga, karena satu juta per bulan dengan harga 2,5 juta per batu bara, Rp2,5 triliun itu,” tandasnya.
Penjelasan Nasir rupanya membuat panas Menteri ESDM Arifin Tasrif. Dia pun langsung menyela penjelasan Nasir agar menyampaikan penjelasan sesuai data. Namun nyatanya, Tasrif mengaku tahu soal permasalahan tersebut.
“Saya rasa Bapak itu harus bicara fakta yang betul, ya Saya tau itu, tapi yang lain-lain itu harap pakai data yang bener,” sergahnya menyela penyampaian anggota DPR RI Muhammad Nasir.
Ruang Rapat Komisi VII pun langsung memanas. Kedua pihak mengaku memiliki data yang berbeda soal ratu batubara Tan Paulin dan perdebatan mengarah ke adu data dan fakta di lapangan.
Beruntung perdebatan langsung ditengahi Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto selaku pimpinan rapat.
Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan Nasir sudah bisa ditangkap poinnya. Dia juga meminta Kementerian ESDM menindaklanjuti soal adanya penyimpangan.
“Mohon maaf, penyimpangan-penyimpangan memang harus ditindaklanjuti,” tegasnya.**
Pewarta : Andi Surya
Discussion about this post