TARAKAN, CAKRANEWS – berdasarkan data BKKBN Kaltara bahwa tingkat stunting Kota Tarakan di tahun 2022 sebanyak 17 persen. Kondisi inilah yang membuat Pemerintah Kota Tarakan terus berupaya menurunkan kasus stunting.
Wakil Wali Kota Tarakan, Effendi Djuprianto pun mengungkap sejumlah wilayah yang menyumbang kasus stunting tertinggi.
“Berdasarkan identifikasi locus stunting saat ini terdapat 8 kelurahan dengan jumlah resiko stunting kategori tinggi, yakni dengan jumlah anak teridentifikasi stunting di Kota Tarakan sebanyak 624 anak. Prevalensi stunting tertinggi yaitu di Kelurahan Pantai Amal dengan angka 26, 55 persen, Karang Balik di 10, 66 persen,” ucap Wakil Wali Kota Tarakan, Effendi Djuprianto, saat ditemui di Gedung Serbaguna Tarakan, Kamis (23/6/2022).
Sementara untuk jumlah kelurahan yang intervensi spesifik dan sensitif capaian programnya masih rendah sebanyak 7 kelurahan. Yaitu Karang rejo, Sebengkok, Selumit Pantai, Lintas Ujung, Kampung Enam, Pantai Amal dan Juata Kerikil.
Effendi mengungkap angka ini diolah sebagai dasar mengukur prevalensi stunting kota Tarakan tahun 2021. Sebab katanya, pada RPJMD 2019-2024, Kota Tarakan menargetkan terwujud penurunan prevalensi stunting ke 9,5 persen pada 2022, 7,5 persen pada 2023 dan 6 persen pada 2024.
Ia pun berharap agar semua pihak ikut terlibat dalam menurunkan kasus stunting. “Mari bersama-sama berkoordinasi dalam mendukung kegiatan rembuk stunting di Kota Tarakan. Berharap di tahun selanjutnya tingkat mengalami penurunan. Kegiatan pencegahan dan penurunan telah dilakukan di setiap kelurahan mulai dari sosialisasi terkait stunting ataupun gizi buruk kepada masyarakat hingga tahap penyembuhan,” pungkasnya.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post