TARAKAN, CAKRANEWS – Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Juata Krikil akhirnya dibuka dan mulai digunakan untuk menampung seluruh sampah warga Tarakan.
Beroperasi TPAS Juata Krikil ini ditandai dengan acara peresmian pembukaan yang dipimpin langsung Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes., dengan dihadiri sejumlah stackholder.
Usai melakukan peresmian TPAS diakhir-akhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Tarakan, Khairul mengatakan, meski belum sempurna pembangunannya, namun TPAS ini diharapkan dapat berfungsi dengan baik.
“Walaupun belum sempurna, TPAS ini harus segera diresmikan. Karena berkaca dari pengalaman, biasanya transisi kepemimpinan, tak ada tindak lanjut seperti RSUKT dulu. Sehingga saat menjabat wali kota barulah dioperasionalkan. Sementara, anggaranya sudah puluhan miliar digunakan,” katanya.
“Kemudian bagaimana perjuangan lahan dibebaskan. Dulunya saat masih Sekda Pemkot Tarakan, sudah diproses namun belum selesai lahan TPAS,” imbuhnya.
Keberadaan TPAS Juata Kerikil ini dipastikan dapat menampung sampah yang berasal dari masyarakat Tarakan dengan jumlah sangat banyak.
Bahkan diperkirakan TPAS tersebut dapat menampung sampah selama 10 tahun ke depan.
“Total lahan ada 50 hektare di lokasi. Namun, diharapkan proses pengolahan sampah berubah. Tidak lagi semua sampah diangkut ke TPA,” jelasnya.
“Harapannya, sampah masuk ke TPAS sudah dipilah dan tidak lagi bisa diolah di TPS3R dan dibawa ke TPSA,” lanjut Khairul.
Sementara itu, pembangunan TPAS Juata Kerikil membutuhkan waktu sampai 15 sampai akhirnya terwujud.
Kepala DLH Kota Tarakan, Hariyanto mengatakan, tahap pertama, kedua dan ketiga kurang lebih 13 tahun, lahan dibebaskan seluas 21,5 hektare.
“Ini kita selesaikan dalam masa kepemimpinan Pak Khairul dan tahap keempat dua tahun di tahun 2022-2023 seluas 27,7 hektare. Sehingga luasan lahannya 50 hektare,” katanya.
Selanjutnya, dijelaskan Hariyanto, tahap pembangunan satu shelter seluas 6 hektare dan dibangun PUPR di tahap pertama.
Sampah yang belum terkelola di pesisir dan tersebar di permukiman, karena belum dijangkau armada pengangkutan DLH kurang lebih ada 7,47 persen. Lantaran tidak memiliki akses jalan dan kurangnya fasilitas pendukung.
“Sarana truk sampah juga. Sehingga semua pelaku usaha, bisa membantu program CSR,” ucapnya.
Lebih lanjut lagi Hariyanto menerangkan, secara teknis penanganan sampah di TPAS Juata Kerikil, pertama dimulai dari 20 kelurahan yang membuang sampah.
Dari 20 kelurahan ada jadwal yang disiapkan untuk setiap armada truk dan akan dikoneksikan, pasalnya saat ini masih ada kerjasama MoU dengan Pertamina dan Medco. Sehingga secara teknis masih akan diatur termasuk jam-jam operasional pengangkutan.
“Pengangkutan sendiri dari rumah tangga ke TPS3R, ataupun ke transfer depo pagi. Nah pukul 11.00 WITA dimulai pengambilan oleh petugas DLH di kontainer sampah maupun di TPS dan barulah nanti diangkut ke TPS3R dan di sana paling lama pukul 17.00 WITA sudah tidak ada pengangkutan,” pungkasnya.
Discussion about this post