TARAKAN, CAKRANEWS- Kasus hepatitis akut misterius yang kini ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia, kini menjadi perhatian pemerintah khususnya Wali Kota Tarakan, dr. Khairul.
Hal tersebut diungkapkan Khairul pada saat wawancara khusus dengan CAKRANEWS beberapa waktu lalu. Ia menyebut kehadiran penyakit misterius tersebut sudah diprediksinya selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.
Kehadiran hepatitis akut yang menyerang mayoritas pada anak-anak, adalah imbas dari tidak terlaksananya imunisasi dasar selama 2 tahun terakhir.
“Saya sampaikan bahwa ini (hepatitis akut-red) imbas dari imunisasi dasar yang selama 2 tahun tidak terlalu jadi perhatian karena terfokus oleh pengurusan covid-19, sehingga prediksi akan terjadinya reimagining diseases kembali munculnya lagi penyakit-penyakit yang dulunya sudah menghilang atau kasusnya turun, dan penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang disebut dengan P3DI, itu memang prediksinya akan muncul,” kata Khairul.
Padahal, kata Khairul, imunisasi pada anak sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan. Namun kondisi saat ini pun tidak bisa disalahkan karena dalam dua tahun terakhir pihaknya memang lebih fokus kepada penanganan Covid-19.
“Termasuk vaksinasi lebih terfokus kepada penanganan Covid 19. Di samping Posyandu yang sejatinya jadi tempat imunisasi anak, selama Covid 19 itukan kita tutup juga agar terhindar dari penularan,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan lantaran penyakit hepatitis bisa menular dengan banyak cara. Sayangnya, untuk hepatitis akut misterius pihaknya melalui Dinas Kesehatan Kota Tarakan pun belum mengetahui cara-cara penularan.
“Saya sendiri karena misterius itu belum tahu bagaimana cara penularannya, tetapi biasa penularan itu kalau Hepatitis A itu lewat mulut, bisa melalui makanan, kalau Hepatitis B, C, dan D itu lewat darah,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, Khairul pun mengajak masyarakat Kota Tarakan untuk membudayakan perilaku hidup sehat. Yakni dengan cara mengkonsumsi makanan-makanan yang bersih dan sehat.
“Jadi jangan makan sembarang dan sebagainya, harus bersih dan sanitasi, kedua menghindari penggunaan jarum suntik bekas, alat-alat tajam seperti cukur bekas dan sebagainya. Saya kira itu salah satu upaya pencegahan agar tidak terjadinya penularan,” pesan Khairul.
Discussion about this post