MEKSIKO, cakra.news – Sebagian besar korban kecelakaan truk Kamis kemarin di Meksiko selatan yang menewaskan sedikitnya 54 orang dan melukai puluhan lainnya adalah migran Guatemala, kata pihak berwenang, Jumat (10/12/2021).
Orang-orang tumpah dari truk yang membawa sekitar 166 orang setelah terbalik di tikungan di luar kota Tuxtla Gutierrez di negara bagian Chiapas, menjadikan peristiwa korban tewas migran terburuk di Meksiko dalam dekade terakhir.
Kantor Kejaksaan Agung Meksiko mengatakan akan menyelidiki insiden tersebut, yang menurut pejabat negara bagian di Chiapas telah merenggut nyawa 54 orang dan melukai 58 lainnya.
Pihak berwenang mengidentifikasi 95 warga Guatemala di antara orang-orang yang terjebak dalam kecelakaan itu, serta tiga orang dari Republik Dominika, seorang Honduras, seorang Meksiko, dan seorang Ekuador.
Daftar orang yang dirawat di rumah sakit yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan puluhan migran Guatemala di antara mereka yang selamat.
Penduduk setempat mengatakan orang lain melarikan diri dari tempat kejadian, tampaknya untuk menghindari penangkapan setelah truk terguling.
Seorang pria Guatemala tak dikenal yang diwawancarai di tempat kejadian mengatakan ketika pengemudi bagasi mencoba melewati tikungan, berat orang di dalam menyebabkan kendaraan terbalik.
“Trailer itu tidak bisa menahan beban orang,” katanya.
Ribuan migran yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di Amerika Tengah melakukan perjalanan melalui Meksiko setiap bulan untuk mencapai perbatasan AS. Mereka sering berdesakan di dalam truk besar yang diatur oleh penyelundup dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Para pemimpin nasional dan internasional menyatakan keprihatinan atas jumlah korban tewas, dan mendesak para migran untuk tidak mencoba peruntungan dalam melakukan perjalanan ke utara ke Amerika Serikat.
“Penyelundup manusia mengabaikan nyawa manusia untuk keuntungan mereka sendiri. Tolong jangan pertaruhkan hidup Anda untuk bermigrasi secara tidak teratur,” kata Ken Salazar, duta besar AS untuk Meksiko.
Banyak migran menjadi mangsa geng kriminal dalam perjalanan. Pada bulan Januari, 19 orang, sebagian besar migran, dibantai dengan dugaan keterlibatan polisi di Meksiko utara.
Rekor jumlah orang telah ditangkap di perbatasan AS-Meksiko tahun ini karena para migran berusaha memanfaatkan janji Presiden Joe Biden untuk mengejar kebijakan imigrasi yang lebih manusiawi daripada pendahulunya yang garis keras, Donald Trump.
Pihak berwenang Meksiko di Chiapas telah berusaha membujuk para migran untuk tidak membentuk karavan berjalan ribuan mil ke perbatasan AS, dan telah mulai mengangkut orang-orang dari kota selatan Tapachula ke wilayah lain di negara itu.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post