TARAKAN, CAKRANEWS – Sederet panelis ditetapkan KPU pada debat perdana Pilgub Kaltara yang digelar di gedung Tarakan Art and Convention Center (TACC), Rabu malam, 9 Oktober 2024. Namun, dari enam panelis, terdapat satu nama yang mencuri perhatian publik, yakni Arie Sujito.
Lantas, siapa itu Arie Sujito hingga ditunjuk sebagai panelis debat perdana Pilgub Kaltara 2024?
Mengutip dari berbagai sumber, nama Arie Sujito malang melintang dipercaya menjadi panelis debat. Bahkan, ia pernah ditunjuk sebagai panelis debat keempat Pilpres 2024.
Arie Sujito merupakan sosiolog sekaligus dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM. Sekaligus menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM untuk masa bakti 2022-2027.
Tercatat, Arie Sujito menempuh pendidikan tinggi S1 hingga S3 di UGM. Mengutip laman PDDikti, ia lulus jenjang S1 pada 1997, lalu S2 pada 2004. Terakhir, ia mendapatkan gelar doktor dari UGM pada 2015.
Pria penyuka musik ini juga sempat mencuri perhatian publik sebab menginisiasi 1.000 akademisi UGM untuk menyatakan sikap dan keprihatinan terhadap situasi darurat demokrasi Indonesia. Hal itu menyusul kisruh syarat usia calon kepala daerah.
Dikalangan mahasiswanya, ia tak hanya dikenal sebagai akademisi, namun juga seorang aktivis dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) Jogja. Bung Arie, sapaan akrabnya di kampus, juga sempat merekognisi dan mengkonversi kegiatan aktivisme para mahasiswa. Dengan kata lain, berbagai kegiatan aktivisme yang dilakukan oleh para mahasiswa akan diakui dan dapat dihitung sebagai Satuan Kredit Semester (SKS).
Di dunia akademisi, Arie memiliki minat penelitian pada tema demilitarisasi dan desentralisasi, Dinamika Politik Lokal Indonesia, Pengembangan desa dan penguatan ekonomi lokal, Pengembangan goodgovernance dalam konteks otonomi desa. Perhatianya pada masyarakat desa, membawa nama Arie bersama koleganya Budiman Sudjatmiko, ditetapkan Jadi tokoh pejuang UU Desa.
Publikasi Buku Arie Sujito :
- Secangkir Politik
- Tonggak Politik Kumpulan Esai Dua Dekade Demokrasi Indonesia
- Reorientasi Pembangunan Pertanian Indonesia Pasca Krisis Covid-19
- Integritas Pemilu 2014: Kajian Pelanggaran, Kekerasan, dan Penyalahgunaan Uang pada Pemilu 2014
Publikasi Jurnal Arie Sujito :
- Post-Conflict Aceh; Partai Aceh Versus Partai Nanggroe Aceh at the 2017 Election
- Challenges of using ChatGPT in education: a digital pedagogy analysis
- The Nurturing Food Sovereignty from the Peripheral Side: the Village Law and the Soul of Agriculture in Rural Development in Indonesia
- Democracy Stagnation and the Absence of Counter-Hegemonic Politics: Elite Capture and Popular Struggle in Indonesia
- Whither Islamism?: Islamist Populism and Democracy in Indonesia
- Elite-Power or Power of the People? The Populist-Islamist Moment in Indonesian Politics
Jabatan
- Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM untuk masa bakti 2022-2027.
- Ketua Umum Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Periode 2023-2027
- Kepala Social Research Centre (Sorec) UGM.
- Dosen Sosiologi Fisipol UGM
- Pemilik Sanggar Maos Tradisi yang menjadi ruang untuk beragam aktivitas, seperti diskusi, menulis, pameran seni, pertunjukkan teater, dan berlatih gamelan.
Discussion about this post