TARAKAN, CAKRANEWS– Gelaran debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Utara (Kaltara) yang disiarkan secara langsung di Metro TV, Senin, 21 Oktober 2024 semakin menguatkan keyakinan masyarakat akan adanya perubahan kepemimpinan di Kaltara periode 2025-2030.
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Nomor Urut 1 Brigjen TNI (Purn) Andi Sulaiman – Prof Dr. Adri Patton (SULTON) yang tampil memukau dalam debat yang mengangkat tema “Pembangunan Manusia” dengan subtema “Pendidikan, Kesehatan, Sosial-Budaya, Keagamaan dan Kelompok Rentan” ini mendapat sorotan positif di masyarakat.
Pengamat Komunikasi Politik dari Nusakom Pratama Institut Fitang Budhi Adhitia menilai dengan penampilan yang dominan di debat tersebut, peluang Andi Sulaiman – Adri Patton untuk memenangkan Pilkada Kaltara semakin besar. Fitang pun berpendapat pada debat kedua ini akan semakin menguatkan posisi paslon dengan jargon SULTON ini.
“Debat ini semakin menguatkan elektoral pasangan Andi Sulaiman – Prof Adri Patton,” ucap Fitang.
Sementara itu, Fitang sangat menyayangkan terjadinya debat kusir antara Cagub nomor urut 2 Zainal Paliwang dan Cagub nomor urut 3 Yansen Tipa Padan. Fitang menilai hal tersebut semakin menunjukan ketidakharmonisan keduanya ketika menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara.
“Zainal dan Yansen terlihat tidak bisa menjaga emosi dalam menyampaikan program, justru keduanya keluar dari topik debat. Akhirnya Zainal dan Yansen hanya debat kusir tanpa ada solusi bagi masyarakat. Padahal dalam tema debat tersebut masyarakat sangat menunggu jawaban dari masing-masing paslon untuk pembangunan manusia di Kaltara,” tegas Fitang.
Pernyataan Fitang tersebut juga sejalan dengan hasil survei terbaru yang dirilis Katalis Politika Research (KPR) mengenai peta kekuatan elektabilitas Pilgub Kaltara, Zainal A.Paliwang-Ingkong Ala dan Yansen Tipa Padan-Suratno tertinggal dari kompetitornya Sulaiman-Adri Paton.
Ketidakpuasan dan kekecewaan yang terakumulasi pada kepemimpinan Zainal Paliwang – Yansen Tipa Padan, menjadi alasan masyarakat Kaltara beralih meninggalkan pasangan petahana.
Direktur Katalis Politika Research Mohammad Ridwan Saleh mengatakan, masyarakat Kaltara sering merasa frustasi atau kecewa terhadap kebijakan kepemimpinan petahana tetapi tidak mengambil tindakan untuk mengubah keadaan.
“Sehingga Pilkada Kaltara menjadi momentum yang dipilih masyarakat untuk mengubah keadaan. Mereka akan berpaling dari petahana Zainal Paliwang-Ingkong Ala dan mendukung penantang yaitu Sulaiman-Adri Paton mengusung perubahan di Kaltara,” ujar Ridwan.
Ridwan memaparkan, sebagai petahana pasangan Zainal Paliwang-Ingkong Ala memiliki tingkat popularitas cukup tinggi, dimana 48,7 persen responden mengenali mereka. Namun, hanya 28,9 persen yang menyatakan suka terhadap pasangan ini.
“Hal ini mengindikasikan adanya tantangan bagi petahana untuk mempertahankan dukungan ditengah ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakan oleh sebagian besar pemilih,” kata Ridwan.
Sementara itu, pasangan Sulaiman-Adri Paton dikenal oleh 52,6 persen responden, dengan 68,1 persen dari mereka yang mengenal pasangan tersebut menyatakan suka dan bersedia memilihnya dibilik suara nanti.
Adapun, ketika responden diminta untuk menyebutkan pasangan calon yang terlintas di pikiran mereka, pasangan Sulaiman-Adri Paton meraih angka 49,3 persen. Sedangkan Zainal Paiwang-Ingkong Ala hanya mendapatkan 29,6 persen. Kemudian Yansen TP-Suratno dengan 8 persen. “Kemudian sekitar 13 persen responden belum menentukan sikap pilihan mereka,” pungkasnya.
Survei ini dilaksanakan pada 12 hingga 29 September 2024, dengan melibatkan sebanyak 1.600 responden. Responden dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka antara surveyor dan responden terpilih dengan nilai margin of error sekitar 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Discussion about this post