HAVANA, cakra.news – Bray Perez, seorang mahasiswa Kuba berusia 19 tahun, dengan cepat kehilangan teman karena gelombang migrasi yang semakin besar dari pulau itu.
“Setiap kali saya pulang, saya menemukan bahwa 10 orang telah pergi,” kata Perez, yang belajar di ibu kota Havana tetapi berasal dari provinsi pertanian terdekat, Mayabeque.
“Sulit untuk bangun di pagi hari dan tahu saya tidak akan melihat mereka lagi.”
Nikaragua, sekutu dekat Kuba, mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk mempromosikan pertukaran komersial, pariwisata, dan hubungan keluarga kemanusiaan.
Jumlah orang Kuba yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko tetap melonjak menjadi 16.531 pada Februari, total satu bulan tertinggi yang pernah tercatat, menurut data Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.
Penerbangan ke Nikaragua semakin rumit karena jumlah orang Kuba yang meninggalkan pulau itu telah melonjak.
Harga tiket antara Havana dan Managua naik empat kali lipat menjadi lebih dari $3.000 per kursi segera setelah Nikaragua membuka perbatasannya untuk Kuba, jumlah yang beberapa kali lipat dari gaji tahunan rata-rata di pulau itu.
Amerika Serikat sedang melakukan upaya regional dengan Meksiko, negara-negara Amerika Tengah dan lainnya untuk membendung meningkatnya jumlah percobaan penyeberangan perbatasan, termasuk oleh Kuba.
Rintangan seperti itu memperumit perjalanan bagi orang Kuba yang sudah tertekan oleh masalah di dalam negeri, termasuk kekurangan makanan dan obat-obatan, ekonomi yang lesu dan meningkatnya ketegangan sosial, kata Jorge Duany, pakar migrasi dari Universitas Internasional Florida.
“Kami menyaksikan situasi yang sangat genting bagi ribuan keluarga Kuba yang tidak memiliki jalan keluar lain dari krisis ini,” kata Duany dalam sebuah wawancara.
Kuba mengatakan pihaknya mendukung migrasi yang legal, tertib dan aman.
Pemerintahan komunis ini menyalahkan Amerika Serikat atas meningkatnya migrasi ilegal, dengan mengatakan sanksi era Perang dingin dan keputusan untuk menutup bagian konsulernya di Havana mendorong Kuba untuk mencari rute yang lebih berisiko dari pulau itu.
Departemen Luar Negeri AS awal bulan ini mengatakan akan sekali lagi mulai memproses beberapa visa untuk warga Kuba di Havana setelah absen selama empat tahun.**
Pewarta: Andi Surya
Sumber: Reuters
Discussion about this post