TARAKAN, CAKRANEWS – Bisnis pedagang bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite secara eceran mengalami ‘kiamat’ alias berakhir sudah. Ini terjadi lantaran PT Pertamina melarang masyarakat membeli bahan bakar Pertalite menggunakan jeriken di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Indonesia.
Larangan ini muncul pasca Pertalite diubah menjadi Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) pada 10 Maret 2022 lalu. Kabar ini jelas menjadi mimpi buruk bagi pedagang eceran di Kota Tarakan, yang sehari-harinya menggantungkan hidupnya pada penjualan Pertalite.
“Pertalite kan sudah menjadi JBKP sehingga pembelian menggunakan jeriken tidak lagi dibenarkan,” ucap Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan Azri Ramadan kepada awak media pada Jumat (8/4/2022).
Namun, kata dia, masyarakat bisa membeli Pertalite menggunakan jeriken ataupun wadah lainnya jika menyertakan surat rekomendasi dari dinas terkait. “Suratnya ini sesuai dengan SKPD. Artinya, jika seorang nelayan harus ke Dinas Perikanan terlebih dahulu. Sementara, jika dia petani harus ke Dinas Pertanian,” ujarnya.
Lanjut Azri, sejauh ini pihaknya belum menemukan SPBU nakal yang tetap memberi layanan pembelian pertalite menggunakan jeriken. Hanya saja, Kata Azri, untuk menghindari kejadian ini, pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengawasi pembelian pertalite di lapangan.
“Yah pastinya kita akan memberikan sanksi yah, mulai dari teguran sampai dengan pemutusan hubungan usaha,” kata dia.
Terpisah, Walikota Tarakan, dr Khairul ikut menanggapi kebijakan tersebut. Dijelaskannya, penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan yang diteken tanggal 10 Maret 2022.
“Kebijakan ini kan merupakan ketetapan pusat sehingga kita tidak bisa berbuat banyak. Hanya saja, kami akan ikut mengawasi di lapangan sehingga tidak ada rakyat-rakyat kecil yang dirugikan,” ujar Khairul.
Pewarta: Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post