TARAKAN, CAKRANEWS – Sejumlah cara dilakukan PT Pertamina Patra Niaga regional Kalimantan guna memastikan stok BBM dan LPG terpenuhi jelang Idul Adha 1445 H. Salah satunya dengan menyiagkan layanan kontak Pertamina 135 yang diperuntukkan bagi masyarakat atau konsumen yang ingin memesan dengan layanan delivery service BBM dan LPG (produk non subsidi).
“Selain itu, membuka layanan pencarian informasi, masukan dan saran,” ucap Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra dalam keterangan rilisnya yang diterima CAKRANEWS, Jumat 14 Juni 2024.
Menurutnya, tahun ini diperkirakan akan ada peningkatan sebesar 1,9 persen untuk BBM jenis Gasoline (Pertamax Series dan Pertalite), 3,1 persen untuk BBM Jenis Gasoil (Dex Series dan Solar) dan 3,8 persen untuk LPG.
“Kenaikan tersebut merupakan prognosa kami berdasarkan peningkatan di tahun sebelumnya. Dari sisi stok, Pertamina memiliki stok hingga 11 ketahanan hari untuk BBM dan 3 – 5 Ketahanan Hari untuk LPG, jumlah stok ini akan terus ditambah dari rantai suplai yang terus berjalan saat ini,” ujar arya.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Utara Pertamina memperkirakan jumlah kebutuhan harian untuk BBM saat Idul Adha sebanyak 386 KL (kiloliter) untuk BBM jenis Gasoline, 129 KL untuk BBM Jenis Gasoil dan LPG sebanyak 52 MT (Metrik Ton).
“Jumlah ini naik 3,6 persen untuk BBM jenis Gasoline, 0,3 persen untuk BBM jenis Gasoil dan 3,4 persen untuk LPG dari penyaluran harian normal. Sementara itu jumlah stok untuk wilayah Kalimantan Utara dipastikan aman saat dan setelah Idul Adha 1445H,” tambah Arya.
Sementara itu, Pertamina juga terus menghimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying dan tidak menggunakan BBM serta LPG bersubsidi yang diprioritaskan bagi warga masyarakat yang kurang mampu.
“Beberapa permasalahan yang sering terjadi di lapangan adalah penggunaan BBM dan LPG yang tidak tepat sasaran. Saat ini Pertamina terus menjalankan program “subsidi tepat” agar penyaluran BBM dan LPG bersubsidi sampai kepada mereka yang berhak. Untuk BBM saat ini diterapkan penggunaan QR code dan LPG menggunakan KTP (NIK) untuk pembeliannya. Diharapkan masyarakat dengan ekonomi mampu tidak membeli BBM dan LPG bersubsidi,” ungkap Arya.
Discussion about this post