TARAKAN, CAKRANEWS – Ateisme atau keyakinan bahwa Tuhan tidak ada dan agama hanyalah kebohongan belaka, jelas ditolak keras di Indonesia. Namun, kepercayaan seperti ini tumbuh subur di belahan dunia lainnya, bahkan menjadi hak bagi setiap orang dan dilindungi.
Pertanyaan besarnya, kenapa seseorang memilih menjadi ateis? Tentu saja ada alasan kuat yang menjadi dasar keyakinan tanpa Tuhan tersebut.
Mengutip berbagai sumber, dari banyak alasan, ada empat yang paling mendasar. Berikut ulasan singkatnya.
1. Kemiskinan
Salah satu penyebab ateisme adalah kemiskinan. Ya, derita dalam urusan ekonomi terkadang membuat seseorang membenci Tuhan, yang menurutnya tidak adil.
Perasaan itu kemudian mengantarkan mereka pada sikap tak lagi percaya dengan Tuhan dan segala aturan-aturan yang dianggap mengekang kebebasan dalam urusan mencari uang untuk memperkuat perekonomian.
2. Kecewa pada Agama
Ateisme tumbuh pesat, paling banyak disebabkan oleh kekecewaan pada ajaran agama. Mereka menganggap agama telah mengekang seluruh kehidupan dan kebebasan sebagai manusia.
Kemudian, agama dianggap penuh kebohongan, karena hanya dipakai untuk topeng bagi para politisi, dan senjata untuk menyerang orang lain oleh para teroris atau kriminalis.
3. Benturan Agama dan Sains
Gelombang ateisme yang begitu besar juga pernah terjadi, dengan pemicunya yakni ketidaksesuaian atau kontradiksi antara agama dan sains.
Hingga kini, agama dan sains bagai dua kutub berbeda. Para ilmuwan juga banyak menjadi ateis, karena mereka merasa tak menemukan jawaban atas masalah-masalah di alam semesta pada agama, melainkan sains.
4. Keterpaksaan
Ada beberapa orang yang begitu gigih mencari jawaban akan alam semesta ini, khususnya terkait dengan ketuhanan. Namun, mereka tak menemukan jawaban yang logis, tapi tetap dipaksa atau terpaksa melakukan ritual-ritual agama.
Mereka kemudian menjadi ateis, karena alasan tidak ingin melakukan atau mempercayai sesuatu yang mereka saja tidak meyakini kebenarannya.
Discussion about this post