INTERNASIONAL, CAKRANEWS – Rusia kini tengah dicurigai menggunakan senjata kimia yang ditembakkan melalui drone, saat berperang di Kota Mariupol, Ukraina.
Temuan ini berdasarkan laporan batalion Azov Ukraina, yang melihat pesawat tanpa awak Rusia menjatuhkan zat beracun ke pasukan militer dan warga sipil, yang mengakibatkan sejumlah orang mengalami masalah pernapasan dan neurologis.
“Tiga orang memiliki tanda-tanda yang jelas keracunan oleh bahan kimia perang, tapi tanpa konsekuensi bencana,” kata pemimpin batalion Azov Andrei Biletsky dalam sebuah video, yang dikutip Selasa 14 April 2022.
Mariupol yang dikenal sebagai kota pelabuhan hingga kini masih menjadi konsentrasi utama konflik Rusia-Ukraina. Potensi wilayah tersebut jatuh ke genggaman pasukan Vladimir Putin masih besar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pidatonya di hadapan parlemen Korea Selatan mengk
Terkait dugaan penggunaan senjata kimia itu, pemerintah Inggris berencana melakukan verifikasi dan investigasi atas laporan pihak militer Ukraina.
“Laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan bahan kimia dalam serangan terhadap orang-orang Mariupol. Kami bekerja segera dengan para mitra untuk memverifikasi perincian,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss
Menurut Truss, setiap penggunaan semacam itu akan menjadi eskalasi tak berperasaan dalam konflik di Ukraina.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban Vladimir Putin dan rezimnya,” ucap Truss.
Discussion about this post