JAKARTA, CAKRANEWS –
Gaya berdebat antara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dengan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) belum lama ini dianggap terlalu menonjolkan superioritas serta arogansi sebagai unsur penguasa.
Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyebut, perdebatan antara LBP dan mahasiswa UI terlihat tidak seimbang. Luhut berupaya memposisikan dirinya lebih tinggi.
“Posisi yang berjarak itu tentu kendali pembicaraan ada di pihak LBP, yang terkesan lebih superior. Di lain pihak, mahasiswa UI terkesan dalam kendali ĹBP. Mahasiswa akhirnya terlihat lebih inferior,” kata Jamiluddin, mengutip RMOL, baru-baru ini.
Akibat sikap superior itu, komunikasi menjadi berjalan searah dan tak efektif. Walaupun ada tanya jawab, namun kendalinya dipegang LBP.
“Model komunikasi politik seperti itu tentu tidak efektif. Komunikasi tetap berlangsung tapi sulit menemukan kesepahaman,” ujarnya.
Jamiluddin menyarankan LBP untuk kembali memperbaiki komunikasi politiknya dengan tidak menonjolkan kekuasaan, dan lebih mengutamakan kesetaraan. Pendekatan komunikasi top down ini dianggap tidak sesuai dengan era demokrasi.
“Karena itu, LBP sebaiknya memperbaiki pendekataan komunikasi politiknya. Ia harus memandang lawan komunikasinya setara agar terjadi dialog yang konstruktif,” kata Jamiluddin.
Discussion about this post