TARAKAN, CAKRANEWS – Debat perdana antar pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Tarakan Art and Convention Center (TACC) pada Rabu malam, 9 Oktober 2024 menjadi forum “saling curhat”.
Disebut saling curhat karena dua pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara periode 2020 – 2024, Zainal Arifin Paliwang dan Yansen Tipa Padan yang pecah kongsi di Pilgub 2024, kini berada di posisi berseberangan. Zainal Arifin Paliwang menggaet Ingkong Ala dan Yansen Tipa Pada menggandeng Suranto.
Debat yang mengambil tema tata kelola pemerintahan, hukum, pemberantasan korupsi penyalahgunaan narkoba, serta pelayanan publik menjadi “pangung” bagi Brigjen TNI (Purn) Andi Sulaiman dan Prof Dr. Adri Patton. Betapa tidak kombinasi antara purnawirawan militer yang lama berkarir di dunia intelijen serta Rektor Universitas Borneo Tarakan periode 2017 – 2024 bisa menguasai setiap sesi debat.
Pasangan nomor urut 1 tersebut bahkan bisa memanfaatkan “perseteruan” antara Zainal Arifin Paliwang dengan Yansen Tipa Pandan.
Andi Sulaiman yang banyak menerima keluhan dari masyarakat di perbatasan soal akses keluar masuk dari Kaltara ke Tawau, Malaysia ikut memasukan persoalan tersebut dalam debat.
“Berkaitan dengan perbatasan bagi warga Sebatik kami akan permudah proses perjalanan lintas batas dari Sebatik menuju Tawau, Malaysia atau sebaliknya melalui koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Malaysia dalam forum Sosek Malindo,” kata Andi Sulaiman.
Sementara itu Adri Patton dalam penyampaian visi misinya bertekad memperjuangan pemekaran daerah otonomi baru yang pernah dijanjikan pasangan Zainal Arifin Paliwang – Yansen Tipa Padan di Pilgub Kaltara 2020.
“Kami akan melakukan langkah konkrit mempercepat pemekaran daerah otonomi baru di Kaltara. Ada lima daerah otonomi baru menjadi prioritas yan yakni pembentukan Kota Tanjungselor, Kabupaten Bumi Dayak, Kabupaten Krayan, Kabupaten Sebatik, dan Kabupaten Apau Kayan,” ujar Adri Patton yang pernah menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau periode 2012 – 2015.
Forum Saling Curhat Antara Zainal dan Yansen
Suasana debat menjadi begitu sentimental karena dua paslon nomor urut 2, Zainal Paliwang-Ingkong Ala saling serang dengan paslon nomor urut 3, Yansen TP-Suratno. Bahkan pada salah satu segmen debat, Yansen sempat mencurahkan isi hatinya bahwa kerap tidak dilibatkan Zainal dalam pengambilan keputusan.
“Seperti suami istri, ibaratnya gubernur dan wakil gubernur harus mengerti satu sama lain. Yang terjadi sebenarnya, saya ditinggalkan dan tidak dilibatkan dalam pemerintahan,” ungkap Yansen.
Pada segmen yang sama, Zainal menyerang balik usai Yansen mempertanyakan soal keberpihakan kepada nelayan dan petambak. Yansen mengatakan tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Terhadap jalannya debat yang lebih banyak mengumbar masalah persoalan pribadi, dianggap pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi sebagai bentuk dangkalnya sikap kepemimpinan dan pengendalian emosi para paslon.
“Seharusnya publik mendapat suguhan literasi politik yang cerdas, alih-alih melihat perdebatan tanpa isi,” ujar Ari Junaedi yang kerap menjadi rujukan media sebagai pengamat komunikasi politik nasional.
Dari proses debat antar paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara tersebut, Ari menganggap paslon Andi Sulaiman dan Adri Patton tampil tanpa beban karena tidak terkait dengan sengkarut ketidakharmonisan Zainal Arifin Paliwang dan Yansen Tipa Padan.
Andi Sulaiman dengan jeli mengangkat persoalan utama di Kaltara yakni ketidakadilan yang dialami petambak dan nelayan rumput laut ke permukaan serta solusinya. Tidak lupa persoalan korupsi dan ketidakberesan tata kelola pemerintahan provinsi Kaltara juga diungkap.
“Harus diakui di era Zainal Paliwang, persoalan ini kerap mencuat ke publik. Oleh karena itu saya menilai yang menjadi “bintang” dalam debat kali ini adalah paslon Andi Sulaiman dan Adri Patton,” Jelas peraih penghargaan Sertificate of Merit WCO 2014 karena kontribusinya terhadap pembenahan strategi komunikasi Bea Cukai Indonesia.
Menurut Ari Junaedi, point lebih dari penampilan Andi Sulaiman dan Adri Patton pada penguasaan gesture, konten debat, emosi dan kejelian isu sub topik tema yang dipilihnya. Mereka tidak terjebak dengan debat kusir yang tendesius tetapi menjadi “bintang” diantara ketiga paslon.
Discussion about this post