TARAKAN, CAKRANEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (Bemnus) Daerah Kalimantan utara menggelar Temu Daerah BEM se-Kalimantan Utara (Kaltara) dan dialog Publik terkait Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning dan PLTA Kayan pada 27-28 Mei 2022 lalu.
Kegiatan kali ini mengusung tema ‘Implementasi Solusi Konkrit Pengelolaan Sumber Daya Alam Kalimantan Utara Untuk Kesejahteraan Masyarakat’. Menurut Koordinator Daerah BEMNUS Kaltara Muh Nur Arisan, pihaknya mengambil tema itu karena ingin memberikan rekomendasi maupun aspirasi mahasiswa terhadap dua mega proyek nasional yang akan dibangun di Kaltara tersebut.
“Seperti merekomendasikan apa saja yang perlu dipersiapkan seperti tenaga kerja dan pemberdayaan masyarakat lokal,” kata Arisan kepada CAKRANEWS di Tarakan, Rabu (1/6/2022).
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah tokoh yang hadir dalam kegiatan ini yaitu Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang sebagai sebagai keynote speaker, dan sejumlah tokoh maupun stakeholder terkait.
“Selain itu juga seluruh badan eksekutif mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Nusantara serta Cipayung Plus turut hadir,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan melahirkan sebuah rekomendasi atas isu yang berkembang di Kaltara, khususnya terkait megaproyek KIPI dan PLTA Kayan.
“Hasil dari kegiatan ini bisa menjadi implementasi solusi konkrit pengelolaan sumber daya alam Kalimantan Utara untuk kesejahteraan masyarakat, memberikan kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan masukan bagi pembangunan dan perkembangan KIHI dan PLTA Kayan serta masukan pembangunan Kalimantan utara secara umum,” ungkapnya.
Sementara Gubernur Provinsi Kaltara, Zainal Arifin Paliwang menilai kegiatan ini sangat positif untuk mengajak semeua pihak untuk bekerja sama untuk mendukung dan mensukseskan KIHI dan PLTA Kayan.
Zainal pun menjelaskan secara detail soal perkembangan pembangunan megaproyek tersebut kepada para peserta kegiatan. Kata dia, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di Kabupaten Malinau yang selama ini terkendala pandemi Covid-19 kembali berlanjut.
“Pemprov Kaltara bersama PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) dan PT PLN Enjiniring (PLNE) sudah meneken kontrak kerja sama yang meliputi penandatanganan kontrak studi system transmisi PLTA Mentarang Induk ke Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tana Kuning,” kata Zainal.
Dalam MoU (Memorandum of Understanding) antara Pemprov Kaltara dengan PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) dan PT PLN Enjiniring (PLNE), pihaknya membahas tentang studi bersama dalam rencana penyediaan tenaga listrik untuk peleburan aluminium terintegrasi di KIPI Tana Kuning.
“Proyek PLTA Mentarang Induk merupakan hal yang penting bagi kemajuan Kabupaten Malinau khususnya, dan Provinsi Kaltara umumnya, sehingga proyek pembangunan PLTA Mentarang Induk secara khusus menjadi PSN (Proyek Strategi Nasional),” ujarnya.
Sebagai informasi, PLTA Kayan menjadi salah satu prioritas Presiden Jokowi untuk menjadikan EBT (Energi Baru Terbarukan) sebagai pengembangan energi ke depan. Kalimantan Utara memang memiliki potensi energi fosil yang melimpah seperti gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
Mengingat banyak sumber daya alam (SDA) yang ada di Kaltara, salah satu yang akan dibangun sebagai PLTA yakni sungai Kayan di Kabupaten Bulungan yang memiliki potensi kapasitas 9.000 MW, dan PLTA Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau yang memiliki potensi kapasitas 1.375 MW.
Keseriusan membangun PLTA seiring dengan rencana lain Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara membangun KIHI di Tanah Kuning Mangkupadi Kabupaten Bulungan seluas 10.100 hektare (ha). Dalam aturannya, izin lokasi diberikan untuk tiga tahun ditambah 30% penguasaan lahan berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5/2015.
Saat ini sudah ada 10 perusahaan yang berinvestasi di KIHI, diajtaranya Al-Bassam Petroleum Equipment Company (APECO), PT Kayan Patria Propertindo (KPP), PT Kayan Patria Industri (KPI), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Aman Mulia Gemilang, PT Indonesia Strategis Industri, dan PT Adhidaya Suryakencana.
Untuk itu, Zainal menyatakan bahwa pembangunan KIHI membutuhkan tekad keberanian yang diimbangi dengan kemampuan eksekusi serta kekuatan finansial yang besar agar dapat merealisasikan PLTA dan kawasan industri yang mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Jokowi.
Pembangunan PLTA di Sungai Kayan Bulungan diperkirakan memiliki investasi USD 17,30 miliar, dan untuk KIPI Tanah Kuning Mangkupadi memiliki investasi USD 1,68 miliar. Untuk pembangunan KIPI rencana akan dimulai secara bertahap mulai tahun 2023 dan seterusnya.
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post