JAKARTA, CAKRANEWS – Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Wahyu Iman Santosa menolak eksepsi dari Ferdy Sambo dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J.
“Menolak keberatan dari penasehat hukum terdakwa Ferdy Sambo untuk seluruhnya,” kata Hakim Wahyu dalam sidang di Jakarta, Rabu 26 Oktober 2022.
Kemudian Wahyu memerintahkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk melanjutkan pemeriksaan perkara.
Diketahui, Hakim Wahyu yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dulunya adalah Ketua Pengadilan Negeri Tarakan. Ia menduduki posisi itu dari tahun 2017 hingga 2019.
Adapun salah satu keberatan yang disampaikan oleh penasehat hukum Ferdy Sambo terkait dengan surat dakwaan yang, menurut para penasehat hukum, tidak disusun dengan hati-hati dan menyimpang dari hasil penyidikan, serta tidak memenuhi syarat materiil.
Namun, majelis hakim menilai bahwa pembuatan surat dakwaan oleh penuntut umum sudah disertai deskripsi yang jelas, mengenai siapakah yang dihadapkan sebagai terdakwa di dalam perkara, tindak pidana apa yang telah dilakukan terdakwa, kapan dan di mana tindak pidana itu dilakukan oleh terdakwa.
Kemudian, Wahyu juga menegaskan bahwa surat dakwaan telah mendeskripsikan secara jelas bagaimana terdakwa melakukan tindak pidana itu, apa yang dihasilkan dari tindak pidana, serta motivasi apa yang telah mendorong terdakwa untuk melakukan tindak pidana.
“Maka, keberatan penasehat hukum terdakwa yang menyatakan surat dakwaan yang disusun penuntut umum dengan tidak hati-hati dan menyimpang dari hasil penyidikan, serta tidak memenuhi syarat materiil, tidak beralasan menurut hukum dan harus dikesampingkan,” ucap Hakim Wahyu.
Terkait dengan biaya perkara, majelis hakim memutuskan untuk menangguhkan biaya perkara sampai putusan akhir.
Discussion about this post