TARAKAN, CAKRANEWS – Wali Kota Tarakan, dr. Khairul buka suara terkait anjloknya harga rumput laut di Kota Tarakan. Menurutnya, hal itu terjadi karena kualitas rumput laut di Kota Tarakan kurang bagus.
“Karena kualitas pengolahannya mungkin yang agak kurang, kadar airnya masih cukup tinggi. Jadi jangan sampai mau cepat-cepat dapat duit akhirnya kualitasnya kurang bagus. Itu salah satu, tapi apakah hanya itu kita juga belum tahu. Karena baru dapat informasi kemarin jadi perlu dikaji lagi,” ucap Khairul di Tarakan, Selasa 24 Oktober 2023.
Menurutnya, air laut yang kurang cocok juga mempengaruhi kualitas hasil rumput laut. “Sehingga kualitasnya lebih rendah. Karena kualitas lebih rendah tentu harga juga lebih murah dibanding tempat lain. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bagaimana caranya supaya kualitas produksi lebih baik. Sebenarnya kalau dalam teori pasar inikan ada rupa ada harga selalu begitu,”paparnya.
Khairul tak menampik berdasarkan informasi yang ia diterima, harga rumput laut di Tarakan lebih murah dibandingkan daerah lain seperti Nunukan. Oleh karena itu, permasalahan ini menjadi tugas pemerintahan melalui penyuluh perikanan untuk segera mengatasi persoalan anjloknya harga rumput laut. “Memang perlu dikaji secara menyeluruh perlu duduk bareng,”katanya.
Saat disinggung terkait keluhan petani yang menyebut penyebab anjloknya harga rumput laut karena tengkulak, Khairul menyebut hal itu merupakan persoalan non teknis. Pemerintah saat ini sedang berupaya mengatasi persoalan tersebut.
“Tapi harus ada keinginan dari para petani rumput laut. Karena mohon maaf nih jangan smpai dia sudah terlanjut pinjam di tengkulak mau nda mau dia terpaksa harus terikat. Kalau ada masalah dalam berinvestasi kita akan diskusikan dengan perbangkan dengan tetap melihat kelayakan usaha,”ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa ratusan massa yang terdiri dari petani rumput laut dan sejumlah elemen mahasiswa se-Tarakan sempat diwarnai kericuhan. Aksi unjuk rasa tersebut dipicu oleh kekecewaan para petani rumput laut yang kondisinya kian terpuruk, seiring dengan harga jual rumput laut yang semakin anjlok.
Salah seorang masa aksi sekaligus petani rumput laut, Evis mengatakan, harga rumput laut semakin murah sehingga mengakibatkan para petani rumput laut merugi. “Kita datang ke sini untuk bisa bertemu dengan para pimpinan daerah dan wakil rakyat (Anggota DPRD). Karena sudah berkali-kali keluhan kami sampaikan, tapi tidak ada realisasinya,” kata Evis.
“Sekarang harga rumput laut terus anjlok sempat harga jualnya hanya Rp6.000 sampai Rp6.500 sedangkan ongkos ikatnya saja sudah Rp10.000, apa kami tidak mati kami merugi terus,” lanjutnya. Petani rumput laut meminta agar harga jual dipasaran lebih meningkat dan sesuai dengan ongkos pengeluaran. “Setidaknya kami bisa jual standar harga Rp15.000 hingga Rp18.000 itu pun masih dirasa pas-pasan karena ongkos minyak pun naik sekarang,” jelasnya.
Discussion about this post