JAKARTA, CAKRANEWS – Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyoroti pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo, yang sempat meminta agar tak ada lagi yang menggunakan politik identitas, terutama pada Pemilu 2024 mendatang.
Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Ma’arif menyebut, pidato Jokowi yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI pada Selasa 16 Agustus 2022 lalu itu, menunjukkan bahwa penguasa takut dengan kekuatan umat Islam.
Selain itu, Slamet juga mempertanyakan alasan Jokowi berpidato demikian, karena pada dasarnya sejak dahulu kala, politik identitas sudah digunakan, termasuk oleh partai penguasa.
“Lucu ini pernyataan. Kan dah lama semua pakai politik identitas. PDIP sendiri pakai identitas Bung Karno, hehe. Indonesia sendiri negara beragama sesuai UUD 1945 dan Pancasila Sila Pertama,” kata Slamet, seperti dikutip dari RMOL, Rabu 17 Agustus 2022.
“Terkesan itu pernyataan yang panik dan takut dengan kekuatan Islam, terutama kekuatan umat Islam 212 di tahun 2017,” ujarnya menambahkan.
Ia juga merasa ada ketidakadilan yang terjadi, jika dikaitkan dengan pidato Jokowi. Di Indonesia, jika seseorang menggunakan politik identitas Islam, akan menjadi persoalan. Namun, jika politik identitasnya berbeda atau selain Islam, tidak menjadi masalah.
Slamet menegaskan, politik identitas adalah hal yang sudah lama dipakai, bahkan oleh para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, contohnya pekik takbir Bung Tomo membangkitkan perjuangan di pertempuran Surabaya.
Discussion about this post