TARAKAN, CAKRANEWS – Kasus pembunuhan sadis terhadap korban Nabila (21) di tempat kosnya, di Gang Lumpuran, RT 16, Kampung Satu/Skip, Tarakan Tengah, hingga kini belum terungkap pelakunya.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tarakan yang menangani kasus pembunuhan ini belum menemukan titik terang.
Sejumlah saksi pun telah menjalani pemeriksaan intensif. Bahkan jumlah saksi terus bertambah, dan terakhir sudah ada 27 orang yang dijadikan saksi.
Kasatreskrim Polres Tarakan AKP Randhya Sakthika Putra membeberkan kepada tim CAKRANEWS, bahwa penyelidikan terus dilakukan untuk dapat mengungkap pelaku dibalik pembunuhan sadis terhadap Nabila.
“Perkembangan kasus pembunuhan Nabila ini kami sudah memeriksa 27 saksi kemarin sebelumnya baru 26 saksi. Ini tambahan saksi dari pelanggan (pengguna jasa),” kata Randhya.
Randhya lantas menjelaskan, dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, pihaknya masih belum menemukan titik terang.
Bahkan dari keterangan para saksi belum ada yang menguatkan, pasalnya tidak ada saksi yang langsung melihat pada saat peristiwa pembunuhan terjadi.
Sebagian saksi yang menjalani pemeriksaan sebagian besar para pelanggan (pengguna jasa) korban yang diketahui menjalankan bisnis prostitusi online via MiChat.
“Keterangannya (saksi-saksi) masih berputar disitu-situ saja ya,” ucapnya.
Meski demikian, Randhya lebih jauh lagi menjelaskan, seiring berjalannya proses penyelidikan yang sudah berlangsung 3 pekan lebih, sudah ada yang mengarah kepada pelaku, namun masih butuh bukti yang menguatkan.
“Yang mengarah (pelaku) ada tapi masih diduga masih harus membuktikan bukti-bukti yang lain,” jelas Randhya.
Hal lain terkait kendala yang dihadapi selama proses penyelidikan, Randhya mengakui bahwa tidak ada bukti kuat seperti rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian (TKP).
“Itulah kendala kami cctv. Memang kalau bisa dibilang cctv adalah kebutuhan primer sekarang apabila ada kejadian-kejadian cctv lah petunjuk utamanya,” terangnya.
Adapun hambatan lain dalam mengungkapkan kasus ini, yakni raibnya barang-barang milik korban.
“Dari hasil penyelidikan kami belum berhasil menemukan hp dan dompet korban,” katanya.
Sementara, soal akun MiChat yang digunakan korban sebelum kejadian, hingga kini masih belum dapat dijadikan petunjuk kuat.
“Kami belum menemukan akun yang lain (MiChat), dari polisi sudah menemukan tiga tapi dari ketiga akun tersebut tidak ada percakapan yang mencurigakan dari tiga hari sebelum kejadian. Terakhir tanggal 23 Agustus, diatas tanggal itu tidak ada,” kata Kasatreskrim.
Randhya juga menyampaikan, untuk hasil DNA masih dalam proses analisa tim ahli dan belum didapatkan hasilnya.
“Untuk hasil DNA masih dianalisa sama profesornya belum mereka sampaikan kepada kita,” pungkasnya.
Discussion about this post