TARAKAN, cakra-news – Kepala Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, Dr Jumiati
menuturkan, sepanjang tahun 2021, Puskemas Karang Rejo telah menangani 101 kasus pasien TBC.
Dijelaskannya, Indonesia memang menjadi negara penyumbang terbesar ketiga kasus TBC, di bawah India.
Oleh karena itu, kata Jumiati, pemerintah melalui Kemenkes mencari sebanyak-banyaknya kasus TBC guna meminimalisir penyebarannya.
Terkait pemeriksaan kasus tersebut, kata Dia, Puskesmas Karang Rejo sudah memiliki alat TCM, yakni alat untuk memeriksa kasus TBC.
“Jadi, gini, Mas, secara teoritis, kasus pasien TBC positif ini dapat menularkan 10 orang disekitarnya. Sehingga, masyarakat perlu mengetahui bagaimana penyebaran kasus TB,” ucapnya kepada cakra.news saat ditemui di ruang kerjanya.
Lanjutnya, penyakit ini menular melalui droplet/percikan cairan atau lendir yang dihasilkan saluran pernapasan, namun kekhasannya bakteri ini mati dengan sinar matahari.
Dia pun mengingatkan bagi siapaun yang terkena bakteri ini, untuk tidak sembarangan membuang droplet.
Dikatakannya pula, bakteri ini menyasar ke berbagai kalangan dari muda hingga tua.
Meskipun, rata-rata penderita berada di usia dewasa muda, yakni 30-40 tahun.
Masih cukup tingginya kasus TBC, Dokter Jumiati pun mengingatkan tiga hal. Pertama, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak menjauhi penderita TBC. Kedua, meminta penderita untuk berobat dan rutin memakan obat hingga sembuh.
“Jadi kalau sudah dua bulan merasa enak, jangan langsung berenti, karena bakteri belum mati,” ucapnya.
Ketiga, yang penting diingat, TBC ini dapat dicegah dan dapat sembuh.
Maka dari itu jika mengalami gejala TBC seperti demam dan batuk tak kunjung sembuh, segera memeriksakannya, sebab katanya semuanya gratis termasuk obatnya.
“Obat dari puskesmas ini gratis dan sudah mendapat jaminan kemenkes, jadi tidak perlu ragu lagi untuk berobat,” tutupnya.**
Pewarta : Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post