TARAKAN, cakra.news – Muhammad Abidzar, bayi berumur lima bulan yang mengalami kelainan jantung sejak umur 40 hari, sudah menjalani operasi pertama. Abidzar kini dirawat intensif di RSUD Provinsi Kalimantan Utara, Senin (18/10/2021).
Dr. Ari Yusnita selaku Dewan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Utara menyampaikan bahwa hal yang dilakukan terhadap adek Abidzar merupakan kerjasama yang luar biasa untuk membantu keluarga yang kurang mampu dan semuanya bergandengan tangan karena memang kondisinya harus dibawa ke Jakarta untuk kedua kalinya.
“Tentunya kita berharap semoga bisa berjalan dengan baik. Saya juga turut berdo’a untuk adik kecil Abidzar. Masih berumur 5 bulan harus mengalami operasi dua kali. Saya melihat dia luar biasa,” ungkapnya saat diwawancara cakra.news di Kedai Aceh Jalan Seroja II, Karang Anyar, Kota Tarakan, Senin (18/10/2021).
Dikatakan pula Ari Yusnita, dukungan pemerintah luar biasa. Hal ini sebenarnya juga kasus yang langka, dari 20 bayi yang lahir mungkin hanya ada dua atau tiga bayi yang memiliki kelainan seperti itu. Dia juga berharap ke depan ada rumah sakit jantung di Kaltara.
“Kemaren juga sudah komunikasi dengan Komisi IX DPR RI, di follow up dengan Pak Direktur bersama dengan kami supaya nanti ada Rumah Sakit Jantung di Provinsi Kaltara, itu wajib dan harus, kita punya provinsi baru dan RSUD Kaltara menjadi rujukan dari wilayah lain masa’ tidak memiliki Rumah Sakit Jantung dan harus dirujuk ke Jakarta. Itu bisa mengurangi biaya masyarakat yang punya kelainan atau penyakit jantung ‘kan gitu,” jelas Ari.
Sementara Tri Nuraini Agustia, Koordinator Donasi untuk membantu Abidzar telah berupaya membuka donasi melalui jejaring media sosial seperti Facebook dan Whatsapp. Dia berharap dari teman-teman dan instansi, bisa menolong meringankan biaya yang harus ditanggung oleh keluarga bersangkutan.
Nuraini menyatakan bahwa donasi sudah terkumpul Rp4.600.000 dan sudah terpakai untuk biaya pesawat ke Jakarta sebesar Rp2.614.500 karena memang harus dirujuk ke sana. Tiket ini juga termasuk untuk 2 orang yang akan menemani yaitu Ibu Abidzar dan satu perawat pendamping.
“Seharusnya adik Abidzar berangkat pada hari Senin ini namun karena ada miss komunikasi terkendala dengan ketersediaan oksigen di Jakarta maka keberangkatannya ditunda sampai dengan hari Rabu tanggal 21 Oktober 2021,” terang Nuraini.
Ditambahkannya, untuk biaya operasi sudah ditanggung BPJS Kesehatan, namun ada satu obat seharga sekita 1 jutaan yang tidak bisa ditanggung BPJS Kesehatan.
“Donasi ini untuk orang tuanya seperti biaya makan dan tempat tinggal dibantu oleh IZI (Inisatif Zakat Indonesia) Kaltara.
Untuk saat ini kami masih open donasi. Kalau donasi ini sudah tidak diperlukan akan kita tutup,” jelasnya.
Tia mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi termasuk Lion Grup yang sudah membantu karena perubahan jadwal pesawat yang seharusnya hari Senin menjadi hari Rabu.
“Seharusnya dipotong sampai dengan 50%, namun dari pihak Lion mau mengembalikan untuk 100% harga tiket dengan alasan kegiatan kemanusiaan,” ujar Nuraini.
Lebih jauh, Nuraini berharap kiranya warga Kota Tarakan bisa membantu misalkan ada hal seperti ini.
“Ada masyarakat yang tidak mampu namun membutuhkan biaya seperti ini. Kalau melalui instansi itu memerlukan banyak proses dan juga jaminan. Para pengusaha, anggota dewan kiranya juga mendengar atau melihat hal seperti ini agar bisa lebih cepat tanggap dan bisa cepat membantu,” pungkasnya.*
Pewarta : Aan Boan Kardono
Discussion about this post