Nunukan, CAKRANEWS – Pertamina EP bekerjasama dengan Pemkab Nunukan melalui dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kecamatan Nunukan Selatan mengadakan pelatihan pengoperasian pabrik pencetak pelampung rumput laut yang Ramah Lingkungan bertempat di Bank Sampah Unit Mamolo, Kel.Tanjung Harapan, Rabu ( 20/04/2022 ).
Kabupaten Nunukan merupakan salah satu Daerah penghasil rumput laut terbesar, seluruh rumput laut tersebut dihasilkan secara tradisional dengan cara mengikat bibit rumput laut pada seutas tali dan mengikatkan tali tersebut pada botol air mineral bekas, botol-botol plastik tersebut kemudian diikat satu dengan lainnya dengan seutas tali dan dibiarkan mengapung di laut lepas pantai, dengan kedua ujung tali diikat pada pemberat untuk mencegah hanyut, pembudidaya kemudian menunggu 45 hari untuk memanen rumput laut yang telah tumbuh pada tiap-tiap botol plastik yang terapung.
Nida Khoirun Nissa Community Involvement and Development Officer Pertamina EP Tarakan Field dalam wawancara menjelaskan kendala dari cara budidaya rumput laut seperti ini adalah rapuhnya botol plastik yang berfungsi sebagai pelampung, botol plastik mudah tenggelam dan sangat mencemari lingkungan, yang mana hampir sebagian wilayah rumput laut berada di wilayah Pertamina EP Tarakan Field.
“Salah satu area ring kami berada di sekitar wilayah oprasi kami ada di wilayah Nunukan, sehingga kami mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan, untuk menciptakan Ramah Lingkungan di perairan, kami juga memiliki program-program pemberdayaan masyarakat salah satunya ada di Mamolo terkait masalah pengolahan sampah plastik, ada sekitar 1,2 Ton perhari sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas pertanian rumput laut di Kabupaten Nunukan, oleh karenanya kami berinisiasi melaksanakan satu program yaitu Aliansi Kerja Bebas Sampah (AKAR BASAH)”, jelasnya.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, Pertamina EP Tarakan Field bekerjasama dengan Pemkab Nunukan melalui dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kecamatan Nunukan Selatan dan masyarakat setempat menciptakan sarana budidaya rumput laut modern sistem Bola Pelampung yang bahan bakunya dari sampah plastik sendiri, tidak mencemari lingkungan dan memiliki hasil produksi yang tinggi dan berkualitas.
Kebutuhan botol plastik untuk mendukung budidaya rumput laut masyarakat ke depan akan tergantikan dengan pelampung yang dibuat dari daur ulang sampah plastik, hal itu telah tersedianya pabrik pencetak pelampung di Mamolo’, Kecamatan Nunukan Selatan.
Produksi pelampung rumput laut dinilai akan membantu mengurangi sampah plastik yang selama ini menjadi persoalan, terutama di pemukiman padat penduduk yang berada di wilayah pesisir. (Prokopim Setda/Fb)
Discussion about this post