TARAKAN, CAKRANEWS– Masyarakat bertanya-tanya, mengapa perempuan kerap mengalami kekerasan psikis. Menurut Ketua Ikatan Perempuan Tidung Muda (IPTA) Kaltara, Evy Susanti hal ini terjadi karena kondisi sosial perempuan yang dianggap lemah rentan menjadi korban kekerasan psikis atau pun kekerasan seksual lainnya.
“Selain itu, karena kurangnya pemahaman dalam bentuk-bentuk pelecehan atau kekerasan psikis, kurang dalam menjaga diri, gampang terpengaruhi, dan mudah percaya terhadap seseorang,” Kata Evy kepada CAKRANEWS melalui sambungan telepon, Senin (25/4/2022).
Wanita yang juga berprofesi sebagai konselor hukum perempuan ini menjelaskan, kekerasan psikis adalah tindakan merendahkan, penghinaan, pemaksaan, pengendalian seseorang, dan eksploitasi yang mengakibatkan seseorang itu merasa takut, merasa tidak percaya diri, merasa tidak berdaya.
Menurutnya, hal tersebut harus segera dicegah. Sebab, katanya jika kekerasan psikis itu terus berlanjut maka akan banyak korban kekerasan pada perempuan sehingga menyebabkan rusaknya gangguan mental para korbannya.
“Jangan dibiarkan berlarut dan harus ditemukan solusinya. Seperti dari sisi korban, butuh dilindungi, membutuhkan rasa aman, dan keadilan. Dari sisi perlindungan perempuan, memberikan rasa aman kepada sikorban dengan menjauhkan dari tempat kekerasan, memberikan pertolongan psikolog untuk menyembuhkan secara mental, terus memberikan semangat serta dukungan, membiarkan tetap bersosialisasi dengan hal-hal yang positif,” kata dia.
Sebagai informasi, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Tarakan, Hj Mawarni menyebutkan aduan kekerasan psikis pada wanita di Tarakan mencapai angka tertinggi di sepanjang tahun 2021 yakni 8 dari total 20 kasus aduan. Sementara kasus kekerasan fisik dan rumah tangga berada di nomor dua yakni sebanyak 6 kasus.
Pewarta: Ade Prasetia Cahyadi
Discussion about this post