TARAKAN – Kegiatan Minggu Kasih kembali dilaksanakan Polres Tarakan, sekira pukul 11.30 Wita, Minggu 12 Mei 2024.
Kali ini, kegiatan tersebut dilaksanakan di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jemaat Rhema di Jalan Lapangan RT. 59 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan.
Di momen Minggu Kasih, seperti biasa sejumlah penyampaian disampaikan para jemaat yang hadir. Di antaranya datang dari Ibu Pendeta Norma yang menanyakan alur pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi).
Pertanyaan ini pun langsung dijawab Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona TPP Siregar bahwa, untuk tahapan dan cara dalam pembuatan SIM itu harus melewati beberapa tahapan. Baik teori, praktek serta wajib melengkapi persyaratan administrasi baik untuk pembuatan SIM A, SIM B maupun SIM C.
Kapolres Tarakan menegaskan, perlu dilakukan ujian dikarenakan agar dapat memastikan yang menggunakan jalan paham aturan berkendara dan sesama pengendara memiliki pemahaman yang sama dalam berkendara sehingga terhindarnya dari kecelakaan.
“Kemudian persyaratan lain perlu kelengkapan uji psikologi dan kesehatan yang didatapkan dari lembaga lain yang sudah terverifikasi dan peserta pembuatan SIM wajib membayar PNBP melalui akun Briva yang dimana akan disetorkan ke kas negara,” beber Kapolres Tarakan.
Takim, jemaat gereja lainnya turut menyampaikan kondisi bahwa warga banyak yang gagal pada saat proses pmbuatan SIM. Karenanya banyak juga yang tidak memiliki SIM sehingga nekat membawa motor.
Kapolres Tarakan menegaskan bahwa pendaftar harus lulus dikarenakan berpengaruh kesiapan pengendara pada saat di jalan. Karena lanjutnya, jika memiliki SIM maka bisa dikatakan berkompeten dan siap bekendara di jalan dikarenakan.
Ia juga menyampaikan terkait semisal adanya oknum polisi nakal pada saat penilangan, jika masyarakat menemukan maka bisa dilaporkan.
“Kami pastikan diproses. Sekarang polisi tidak dapat melakukan pungli akibat pembayaran langsung melalui akun Briva akan tetapi kalau masih menemukan adanya pungli agar dilaporkan,” tegasnya.
Di kesempatan itu ia juga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Risma, jemaat gereja lainnya mengenai proses persyaratan mendaftar jadi polisi selain membutuhkan fisik dan kompetensi yang baik apakah benar harus memiliki uang minimal Rp 150 juta.
Kapolres Tarakan dengan tegas menjawab bahwa tidak benar Rp150 juta dan jika ada itu adalah oknum.
“Saya pastikan itu tidak benar, jikalaupun ada itu merupakan oknum – oknum yang bermain yang dimana sebenarnya kalian itu hanya dibodohi oleh oknum tersebut.
Karena sebenarnya anak tersebut lulus karena kemampuannya sendiri tanpa bantuan siapapun,” tegasnya.
Sehingga lanjutnya, jika ingin daftar menjadi anggota Polri agar mempersiapkan dengan baik dari segi fisik, mental dan akademik dan jangan mau percaya dan dibodohi oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dan mengambil kesempatan dalam kelulusan seleksi anggota Polri.
Kegiatan Minggu Kasih ini, kata Kapolres Tarakan, merupakan kegiatan serentak yang dilakukan oleh Polda beserta Jajaran Polres di seluruh Indonesia dalam menindak lanjuti Program Prioritas Bapak Kapolri.
“Dengan diadakannya kegiatan Minggu Kasih diharapkan terwujudnya sinergisitas antara pihak Kepolisian, Tokoh-tokoh agama serta elemen-elemen masyarakat sehingga terwujudnya Sit Kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Kota Tarakan,” pungkasnya.
Discussion about this post