YOGYAKARTA, CAKRANEWS – Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati tidak begitu sepakat dengan usulan ambang batas atau presidential threshold nol persen, yang banyak diusung oleh berbagai pihak untuk pencalonan presiden di Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Mada, ambang batas nol persen bisa berpotensi memunculkan masalah baru, salah satunya semua orang merasa bisa mencalonkan diri sebagai presiden.
“Saya kira secara teknis itu akan menimbulkan problem yang sangat kompleks atau rumit sekali meski argumentasinya adalah partisipasi masyarakat dan seterusnya. Apalagi kalau diizinkan untuk calon independen tentu akan menimbulkan cerita lain lagi,” kata Mada dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Sabtu 25 Juni 2022.
Mada menjelaskan, tak ada salahnya dengan partisipasi masyarakat, namun harus dikelola sehingga proses demokrasi tidak berjalan rumit.
Meski Indonesia adalah negara demokrasi, bukan berarti semua orang bisa mencalonkan diri sebagai presiden. Tetap harus ada aturan yang membatasi hal-hal demikian.
“Kalau soal poin-poin besar demokrasi pasti semua setuju, partisipasi semua orang setuju, kontestasi sebagai pilar demokrasi yang equal, adil pasti semua orang setuju, tetapi bagaimana untuk menerjemahkannya dalam praktik bertata negara, dalam praktik pemilu, itu yang kemudian menjadi banyak sekali perdebatan,” ujar dia.
Terkait ambang batas nol persen, Mada berpendapat hal itu adalah isu lama. Bahkan beberapa pihak sudah berkali-kali melalui Mahkamah Konstitusi melakukan judicial review terkait UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Akan tetapi, MK selalu saja menyampaikan jawaban bila legal standing terkait perubahan UU tersebut berada di DPR sebagai lembaga yang memiliki ruang terbuka untuk menafsirkan.
Namun, kata dia, sejauh ini dari legal formal UU Nomor 7 Tahun 2017 tampaknya tidak akan direvisi atau diamendemen oleh fraksi-fraksi di DPR.
“Jadi yang menyoal permasalahan ambang batas ini adalah mereka yang utamanya berhitung bila kemungkinannya sangat tipis untuk berpartisipasi dalam pilpres,” kata Mada.
Discussion about this post