KHARTOUM, SUDAN, cakra.news – Ratusan ribu orang berbaris ke Istana Presiden di ibu kota Sudan Khartoum pada Minggu (19/12/2021) untuk memprotes kudeta militer 25 Oktober lalu.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Petugas medis mengatakan puluhan orang terluka. Beberapa pengunjuk rasa berhasil mencapai gerbang istana dan pimpinan pengunjuk rasa meminta lebih banyak orang untuk bergabung dengan aksi duduk yang direncanakan di sana setelah matahari terbenam, walaupun terus dihujani gas air mata.
Kali ini adalah demonstrasi besar kesembilan sejak kudeta dan salah satu yang terbesar, menandai pembakaran gedung partai berkuasa tahun 2018 yang memicu pemberontakan rakyat yang menyebabkan penggulingan otokrat Islam yang telah lama berkuasa, Omar al-Bashir.
Protes terhadap kudeta terus berlanjut bahkan setelah pengangkatan kembali perdana menteri bulan lalu, dengan para demonstran menuntut tidak ada lagi keterlibatan militer sama sekali dalam pemerintahan dalam transisi menuju pemilihan umum yang bebas.
Demonstran berbaris di jalan utama menuju istana, meneriakkan “rakyat lebih kuat dan mundur tidak mungkin”.
Kementerian Kesehatan Sudan, di Khartoum, kota kembarnya Bahri dan Omdurman, dan kota timur Kassala, mengatakan sekitar 123 orang terluka akibat gas air mata dan granat kejut.
Petugas medis yang berafiliasi dengan demonstran menuduh pasukan keamanan menggunakan peluru tajam dan gas air mata berat untuk membubarkan aksi duduk, menyerang pengunjuk rasa dan mencuri properti pribadi mereka.
Mereka juga menuduh mereka mengepung rumah sakit dan menembakkan gas air mata ke pintu masuk.
Meskipun pasukan keamanan memblokir jembatan di atas sungai Nil ke ibu kota pada Minggu pagi, pengunjuk rasa dapat menyeberangi jembatan yang menghubungkan kota Omdurman ke pusat Khartoum tetapi disambut dengan gas air mata.**
Pewarta : Andi Surya
Sumber : Reuters
Discussion about this post